Selain Return, Ini 3 Hal yang Harus Kamu Tahu sebelum Mulai Investasi Reksadana
Berikut ada tiga hal yang harus kamu ketahui sebagai investor reksadana pemula, simak berikut ini.
Penulis: Ayu Miftakhul
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Ada beberapa hal yang harus kamu pelajari sebelum memulai berinvestasi di reksadana.
Jika biasanya return menjadi faktor penting yang dilihat ketika akan memilih reksadana terpercaya.
Semua tujuan melakukan investasi yakni untuk memperoleh keuntungan.
Keuntungan reksadana suatu produk bisa dilihat dari return yang dihasilkan pada masa lampau.
Indikator tersebut sering dijadikan patokan dalam menilai produk reksadana.
Benchmark yang biasa digunakan dalam membandingkan kinerja suatu reksadana yakni kinerja pasar saham.
Atau menggunakan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Namun selain return, ada hal-hal lain yang tak kalah penting untuk kamu ketahui sebelum memilih investasi reksadana pertamamu.
Berikut ada tiga hal yang harus kamu ketahui sebagai investor reksadana pemula:
- Pastikan kredibilitas perusahaan manajer investasi reksadana
Pengelola reksadana yang kredibel harus memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Cek juga total kepemilikan AUM (Asset Under Management) saat memilih reksadana.
Semakin banyak jumlah AUM, itu tandanya semakin banyak orang yang telah mempercayakan uang mereka pada perusahaan itu.
- Pelajari underlying asset dari reksadana
Perhatikan dan pelajari underlying asset atau isi dari reksadana yang akan kamu beli.
Perlu diketahui, reksadana hanyalah wadah dengan berbagai macam komposisi efek saham, obligasi (surat utang), dan deposito di dalamnya.
Lalu, bagaimana cara memeriksa underlying asset suatu reksadana?
Kamu bisa membaca Fund Fact Sheet dan Prospektus dari produk yang akan kamu beli.
- Pahami Profil Risiko
Profil risiko merupakan hal yang penting untuk kamu ketahui jika pertama kali memulai investasi reksadana.
Masing-masing produk mempunyai tingkatan risikonya masing-masing, konservatif, moderat, atau agresif
Pastikan kamu membeli reksadana yang sesuai profil risiko yang kamu miliki.
Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, seperti yang dikutip dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana artinya salah satu wadah yang digunakan masyarakat untuk menghimpun dana.
Jika dilihat dari portofolio efeknya, reksadana memiliki banyak jenis.
Reksadana terdiri dari reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, reksadana saham, reksadana terproteksi, reksadana indeks, reksadana dengan penjaminan, hingga exchanged traded fund (ETF).
Beberapa keuntungan yang bisa didapat lewat berinvestasi reksadana, yakni memiliki instrumen investasi yang terdiversifikasi otomatis.
Investasi reksadana bisa dengan modal awal yang kecil, lalu bisa ditop-up dan dicairkan kapan saja, serta bebas pajak.
Secara sederhana, masyarakat melakukan urunan dana dan setelah terkumpul, dana tersebut dikelola sebagai bentuk investasi oleh manajer investasi ke dalam portofolio efek.
Tips Aman Berinvestasi Reksadana
Ada beberapa tips aman berinvestasi reksadana melalui investasi online
Pertama, yakni pilihlah platform online terpercaya.
Platform online yang terpercaya pasti diawasi oleh perusahaan jasa keuangan yang diawasi oleh OJK.
Selain itu bisa juga menggunakan platform yang dimiliki oleh perusahaan jasa keuangan alias sekuritas.
Para investor harus menyimak testimoni dan review serta rating pada tiap platform online.
Kedua, pilih platform dengan keamanan yang berlapis.
Ketiga sistem tersebut adalah 3 Factor Authentication (3FA) atau three layer security mulai dari level password, randomized numerical PIN dan OTP (One Time Password).
Level password biasanya terdiri atas kombinasi (minimum) 8 digit angka, huruf dan spesial karakter.
Sementara itu, level randomized numerical PIN adalah sistem pengacakan 10 digit nomor yang hanya bisa dipilih melalui klik atau layar sentuh.
Ada pun level OTP sendiri berupa password acak yang unik.
Dengan sistem keamanan lapis tiga dan sistem keamanan SSL 256 bit tentunya data pribadi nasabah aman dan terlindungi dari ancaman hacker yang mencoba membobol akun.
Kemudian yang ketiga, harus menggunakan jaringan milik sendiri.
Transaksi online menggunakan komputer di warnet, PC milik orang lain atau gadget teman dengan WiFi gratis cukup berisiko.
(Tribunnews.com/Ayumiftakhul)