Marwan Jafar: Perlu Upaya Serius Selamatkan Garuda
Sejumlah penerbangan lain bahkan berkelas hebat dunia pun terhuyung-huyung diterjang Pandemi.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maskapai penerbangan milik negara Garuda Indonesia sedang terjebak masalah serius.
Mulai dari persoalan charter pesawat, biaya operasional tinggi, kalah bersaing hingga lebih terpukul di tengah kondisi Pandemi Covid 19.
Sejumlah penerbangan lain bahkan berkelas hebat dunia pun terhuyung-huyung diterjang Pandemi.
Solusi jitunya, tak ada cara lain kecuali harus menyehatkan beberapa aspek vital dan strategis di tubuh perusahaan kebanggaan bangsa ini.
Demikian disampaikan Anggota DPR RI Marwan Jafar kepada wartawan, Selasa (13/7/2021).
Baca juga: Garuda Sediakan Layanan Vaksinasi Covid-19 untuk Penumpang
Dia juga mencontohkan, konsekuensi dari program restrukturisasi di perusahaan burung besi ini sangat boleh jadi bisa berdampak pada penurunan signifikan terhadap jumlah pesawat milik Garuda.
Pada gilirannya proses bisnis recovery atau pemulihan penyehatan perusahaan diprediksi bakal melambat pula.
"Itu sebabnya mesti dicari upaya lain yang lebih baik, cerdas dan konkrit. Misalnya, langkah mengakuisisi perusahaan penerbangan Citilink melalui program holding, kemungkinan Garuda Indonesia masih akan mampu mempertahankan bisnis penerbangan yang makin sengit persaingannya," kata Marwan Jafar.
Dia menambahkan, melalui akuisisi dalam konteks holding tadi kemungkinan lainnya Garuda Indonesia diharapkan juga tetap dapat menjaga tingkat ketersediaan pasokan (supply) pesawat yang siap terbang tiap saat.
Tanpa melakukan upaya-upaya serius dan keras tersebut tampaknya bakal sangat berat bagi perusahaan penerbangan nasional kita untuk memulihkan kesehatan atau recovery.
Marwan yang mantan Menteri Desa-PDTT di kabinet Presiden Jokowi jilid I mengingatkan, terkait menurunnya jumlah penumpang alias orang di masa Pandemi, Garuda mungkin perlu menggenjot jumlah atau frekuensi untuk pengangkutan barang (cargo).
"Terkait hal ini, ada info yang perlu diklarifikasi, bahwa manajemen dan akuntansi di lini juga mengalami kerugian. Jika benar maka pembenahan di cargo Garuda tak luput mesti dipulihkan segera," pungkasnya.