Bank Indonesia Ungkap Faktor Neraca Perdagangan Juni Surplus 1,32 Miliar Dolar AS
Neraca perdagangan Indonesia Juni 2021 kembali surplus sebesar 1,32 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bambang Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia Juni 2021 kembali surplus sebesar 1,32 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Jika dicermati lebih lanjut, angka yang dicatatkan Juni 2021 lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 2,70 miliar dolar AS.
Melihat laporan Badan Pusat Statistik tersebut, Bank Indonesia mengungkapkan, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan nilai positif sejak Mei 2020.
Baca juga: BPS: Neraca Perdagangan Juni 2021 Surplus 1,32 Miliar Dolar AS
Neraca perdagangan Indonesia pada Januari hingga Juni 2021 secara keseluruhan mencatat surplus 11,86 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada semester pertama 2020 sebesar 5,43 miliar dolar AS.
“Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia,” jelas Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, Jumat (16/7/2021).
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi,” sambungnya.
Erwin kembali melanjutkan, surplus neraca perdagangan Juni 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang berlanjut.
Pada Juni 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 2,38 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Mei 2021 sebesar 3,79 miliar dolar AS.
Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan impor nonmigas yang lebih tinggi dari peningkatan ekspor nonmigas.
Ekspor nonmigas tercatat sebesar 17,31 miliar dolar AS pada Juni 2021, lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor nonmigas bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 15,96 miliar dolar AS.
Ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bijih logam, serta sejumlah produk manufaktur, seperti besi dan baja, kendaraan dan bagiannya, serta mesin dan perlengkapan elektrik, tercatat meningkat.
Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang mencatatkan peningkatan sejalan pemulihan permintaan yang secara umum juga terjadi di global.
Sementara itu, impor nonmigas meningkat pada seluruh komponen, sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik yang melanjutkan perbaikan.
“Adapun, defisit neraca perdagangan migas relatif stabil dari 1,09 miliar dolar AS pada Mei 2021 menjadi 1,07 miliar AS pada Juni 2021, dipengaruhi oleh aktivitas ekspor dan impor migas yang tetap kuat,” pungkas Erwin.