Restrukturisasi Penyelamatan Waskita Karya
Upaya pemulihan kondisi keuangan Waskita Karya dimulai dengan penandatanganan Perjanjian Pokok Transformasi Bisnis dan Restrukturisasi Keuangan
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Pandemi Covid-19 yang menjalar di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia telah berlangsung lebih dari 1,5 tahun.
Berbagai sektor bisnis dan industri di tanah air terkena dampak dari Pandemi tersebut termasuk perusahaan-perusahaan milik negara alias Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Waskita Karya menjadi salah satu BUMN yang terdampak secara finansial sejak tahun 2020.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab kondisi tersebut, yaitu penurunan kinerja dan pendapatan bisnis konstruksi akibat pandemi Covid-19, beberapa pekerjaan yang mengalami kesulitan pendanaan, penundaan pembayaran atas beberapa proyek, divestasi aset aset jalan tol tertunda, dan penggunaan pinjaman jangka pendek untuk membiayai investasi jangka panjang sehingga terjadi mismatch cash flow yang cukup besar.
Waskita Karya merupakan salah satu BUMN yang berkontribusi besar, baik dalam pembangunan infrastruktur maupun pertumbuhan perekonomian nasional.
Secara umum, Waskita berkontribusi dalam membangun 22 proyek jalan tol strategis nasional, seperti tol Trans Jawa, Trans Sumatera serta tol dalam kota Jabodetabek dan Surabaya.
Tak hanya itu, Waskita Karya juga berperan dalam pembangunan transmisi, bendungan, fasilitas kereta api, bandar udara, dan pelabuhan yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional.
Oleh karena itu, menyelamatkan Waskita Karya tentu merupakan suatu keharusan.
Upaya pemulihan kondisi keuangan Waskita Karya dimulai dengan penandatanganan Perjanjian Pokok Transformasi Bisnis dan Restrukturisasi Keuangan yang ditandatangani Direktur Utama Waskita Karya dan Direktur Utama kelima kreditur di Jakarta hari ini (16/7/2021) yang disaksikan langsung oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Dalam acara yang dilakukan secara virtual tersebut, lima kreditor yakni Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BJB) menyepakati restrukturisasi pinjaman senilai Rp 19,3 Triliun.
Nilai ini setara 65% dari total pinjaman Rp 29,26 Triliun dari seluruh kreditur perseroan. Menteri BUMN, Erick mengapresiasi kesepakatan restrukturisasi tersebut.
"Saya mengapresiasi komitmen 5 kreditur dan manajemen Waskita Karya. Restrukturisasi 65% adalah kepercayaan yang tidak boleh disia-siakan. Walau masih ada 35% lagi yang perlu diperjuangkan, ini menjadi katalis untuk mempercepat pulihnya Waskita Karya baik secara keuangan maupun bisnis. Juga untuk meningkatkan keyakinan dan optimisme dari kreditur lain, dan para mitra kerja,” ujar Erick dalam sambutannya.
Erick menjelaskan, sebelumnya pemulihan dan penyehatan di beberapa BUMN juga telah dilakukan melalui restrukturisasi dan transformasi total.
Misalnya saja Krakatau Steel dan PTPN yang terus dibarengi dengan terobosan-terobosan perusahaan sesuai dengan roadmap yang disepakati.
Upaya pemulihan kondisi usaha Waskita Karya muncul seiring dengan tekanan yang dialami oleh emiten berkode WSKT ini sejak tahun 2020.
Hal ini disebabkan penurunan kinerja dan pendapatan bisnis konstruksi akibat pandemi Covid-19, kesulitan pendanaan yang dialami oleh beberapa pekerjaan, penundaan pembayaran atas beberapa proyek, serta proses divestasi aset jalan tol yang masih berjalan.
Langkah-langkah ekstra diperlukan agar dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur bank maupun vendornya.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, pemerintah melalui Kementerian BUMN selaku pemegang saham Waskita Karya telah membentuk tim Percepatan Restrukturisasi Waskita Karya.
Sementara, Waskita Karya menunjuk konsultan independen untuk membantu mengawal perusahaan untuk melakukan Transformasi Bisnis, Transformasi Keuangan, dan pengamanan legal.
Transformasi keuangan yang akan dilakukan WSKT antara lain adalah mendivestasi aset-aset jalan tol-nya.
Langkah ini diperkirakan akan dapat membantu perusahaan untuk memulihkan kondisi keuangan agar menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Erick optimis dengan dukungan semua pihak, termasuk kreditur, Waskita Karya akan melalui masa survivaL restrukturisasi dan re-alignment dengan baik agar mencapai hasil transformasi yang diinginkan bersama.
“Waskita tetap kokoh, tetap kuat, mari kita dukung transormasi di BUMN Karya untuk pembangunan dan perkembangan bangsa kita. Pesan saya untuk ke depan lanjutkan ikthiar restrukturisasi, perbaikan landasan GCG nya, lakukan efisiensi, refocusing, investasi aset-aset jalan tol seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, perbaikan jangan hanya dari sisi keuangan tapi juga dari sisi manajemen, dengan core value yang sudah kita sepakati yaitu AKHLAK,” pungkas Erick.(*)