Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Setahun Terakhir Reksa Dana Pasar Uang Danareksa Investment Management Tumbuh 75 Persen

Sebagai salah satu instrumen investasi di pasar modal, reksa dana tentunya termasuk instrumen yang sensitif atas perkembangan kebijakan.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
zoom-in Setahun Terakhir Reksa Dana Pasar Uang Danareksa Investment Management Tumbuh 75 Persen
IST
ILUSTRASI 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam masa pandemi ini, disiplin keuangan menjadi semakin penting dan challenging karena keterbatasan mobilitas serta peningkatan ketidakpastian.

Investasi merupakan bagian alokasi keuangan yang tidak boleh terlupakan.

Sebagai salah satu instrumen investasi di pasar modal, reksa dana tentunya termasuk instrumen yang sensitif atas perkembangan kebijakan.

Baca juga: Bahana TCW dan DBS Ajak Inves di Pasar Keuangan AS Lewat Reksadana Ekuitas Syariah USD

Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P Tamba mengatakan, selama pandemi pihaknya melihat adanya kecenderungan masyarakat untuk lebih bersikap berhati-hati dalam mengelola keuangannya.

Mereka tetap berinvestasi namun memilih instrumen yang sifatnya lebih low risk to moderate.

Hal ini tercermin dari pilihan investasi pada beberapa instrumen reksa dana open end kami yang mengalami peningkatan.

Baca juga: Selain Return, Ini 3 Hal yang Harus Kamu Tahu sebelum Mulai Investasi Reksadana

Berita Rekomendasi

"Dalam setahun terakhir reksa dana pasar uang DIM mengalami pertumbuhan 75 persen sedangkan secara total reksa dana open end kami meningkat 42 persen YoY,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (26/7/2021).

Sebagaimana diketahui, reksa dana pasar uang merupakan jenis reksa dana yang paling konservatif.

Kebijakan investasi pada reksa dana ini adalah 100 persen pada instrumen pasar uang yakni instrumen yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun.

Reksa dana ini dikenal dengan tingkat likuiditasnya yang tinggi dan cepatnya jangka waktu pencairan.

Dengan karakteristik tersebut, reksa dana pasar uang dapat menjadi instrumen investasi jangka pendek yang dapat dicairkan kapan saja.

“Hal lain yang membuat kami menyadari bahwa masyarakat kian menyadari pentingnya berinvestasi adalah pertumbuhan dana kelolaan hingga semester pertama 2021 ini bersumber dari mitra distribusi.  Kondisi ini sesuai dengan ekspektasi kami untuk meningkatkan dana kelolaan dari segmen retail. Salah satu kontributor pertumbuhan dana kelolaan kami adalah reksa dana pasar uang kami, reksa dana Danareksa Seruni Pasar Uang III,” katanya.

Semester pertama tahun 2021 ini perusahaan mengalami penurunan dana kelolaan reksa dana terproteksi yang sudah diproyeksikan sebelumnya.

Untuk menyikapi hal tersebut, perusahaan telah menyusun strategi untuk meningkatkan dana kelolaan melalui reksa dana open end termasuk reksa dana pasar uang.

Jika setahun sebelumnya komposisi produk reksa dana open end dan terproteksi 45 persen : 55 persen, maka kini komposisi tersebut menjadi 61 persen : 39 persen dengan peningkatan 5 persen YoY.

"Kami juga melihat tren investasi digital membuat akses berinvestasi lebih mudah dan sekaligus terjangkau. Hal inilah yang mendorong kami secara konsisten berupaya meningkatkan kerjasama melalui mitra distribusi termasuk melalui InvestASIK, platform investasi yang kami kembangkan,” papar Marsangap. 

DIM optimis, dengan segala tantangan di kondisi pandemi, beberapa jenis reksa dana tetap dapat bertumbuh.

Hal ini tentu saja kembali dengan karakteristik produk reksa dana sesuai dengan kondisi perekonomian.

Selain itu, DIM memandang perlunya kesinambungan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Optimalisasi kanal pemasaran digital akan berperanan besar sebagai katalis informasi.

Keuangan inklusif bertujuan agar setiap anggota masyarakat memiliki akses terhadap berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas secara tepat waktu, lancar, dan aman, dengan biaya terjangkau.

Ini merupakan upaya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam peluncuran hasil survei nasional keuangan inklusif 2020, Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif menyampaikan bahwa 81,4 persen orang dewasa pernah menggunakan produk atau layanan lembaga keuangan formal.

Angka tersebut meningkat 78,8 persen dari tahun 2018. Sementara itu 61,7 persen orang dewasa telah memiliki akun.

Angka ini juga meningkat 55,7 persen dari tahun 2018. Peningkatan akses layanan keuangan formal serta peningkatan produk dan layanan keuangan digital menjadi beberapa usulan program kerja keuangan inklusif.

“Masyarakat kita memiliki potensi besar sebagai masyarakat investor.

Per Juni 2021, jumlah investor reksa dana sebesar 4,4 juta atau naik sekitar 55 persen YTD. Benar adanya preferensi kepada aset yang bersifat low risk, namun adanya hasil survei inklusi keuangan juga memperlihatkan, bahwa ternyata pada tahun 2020 di tengah kondisi pandemi, tingkat inklusi keuangan meningkat. Ini semua tentunya saling berkaitan satu sama lain.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas