Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Karyawan Lion Air Group diduga melakukan pemalsuan surat hasil Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), di Bandara Sultan Babullah, Ternate, Maluku Utara.

Menanggapi hal tersebut, pihak Lion Air Group memberikan bantahan.

Corporate Communication Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan, karyawannya tidak terlibat kasus uji RT-PCR test.

"Kami memastikan karyawan Lion Air Group tidak terlibat kasus pemalsuan RT-PCR, hal ini berdasarkan hasil investigasi internal di Bandara Sultan Babullah," kata Danang, Senin (16/8/2021).

Danang mengungkapkan, setelah dilakukan penyelidikan internal dan konfirmasi dari pihak terkait, dipastikan karyawan tidak terlibat kasus terkait.

Baca juga: Citilink Bantah Ada Oknum Pegawainya Terlibat Kasus Pemalsuan Hasil Tes PCR

"Kami juga menegaskan bahwa Lion Air Group selama ini tidak pernah melakukan pengambilan dan pengujian sampel Covid-19 dari calon penumpang," ujar Danang.

Baca juga: Dirtipidum Gelar Penyidikan Pemalsuan Surat Swab Antigen Hingga Penjualan Obat di atas HET

Ia menyatakan, proses pengujian kesehatan dilakukan oleh fasilitas kesehatan dan laboratorium yang terdaftar di big data-new all record Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Pemalsuan Tabung Oksigen Modifikasi dari Tabung Pemadam Kebakaran Dijual Rp3 Juta

"Setiap orang yang masuk ke pesawat udara harus dinyatakan sehat dan layak mengikuti penerbangan. Selain itu, kami juga melakukan digitalisasi secara bertahap guna meminimalisir pemalsuan dokumen," kata Danang.

Danang juga menegaskan, setiap calon penumpang juga harus memiliki aplikasi PeduliLindungi.

Platform ini akan menyimpan dan menunjukkan data dari setiap calon penumpang berupa hasil tes pemeriksaan RDT-Antigen dan RT-PCR, serta kartu/sertifikat vaksinasi nasional.