E-Commerce Kuasai 10 Persen Total Pasar Ritel
Mega tren ekonomi digital dan teknologi akan terus berkembang sebagai new economy setidaknya hingga tahun 2030.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mega tren ekonomi digital dan teknologi akan terus berkembang sebagai new economy setidaknya hingga tahun 2030.
Hal ini terlihat dari outlook ekonomi global, perkembangan pasar modal, serta kenaikan industri ekonomi digital dan e-commerce.
Pandu Sjahrir, Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, pandemi ini mendorong adaptasi tren konsumsi digital lebih cepat lima tahun dari yang diperkirakan pada industri edukasi, logistik, e-commerce, health-tech, asuransi, dan transaksi investasi.
Melengkapi para pelaku usaha ritel tradisional, keberadaan e-commerce kini mulai mengambil porsi yang cukup besar, hingga 10% dari total pasar ritel yang mencapai USD300 miliar.
"Beberapa perusahaan yang terkait ekonomi digital seperti e-commerce sedang menjalani proses penawaran umum perdana (IPO), sehingga semakin meningkatkan minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal," kata Pandu saat webinar DBS eTalk Series bertajuk Navigating the Opportunities in New Economy, Sabtu (21/8/2021).
Baca juga: BI: Lonjakan Investor Ritel di Indonesia Jadi Potensi Baru Pembiayaan Ekonomi
Hal ini, menurut Pandu yang merupakan Managing Partner Indies Capital Partners selaras dengan berkembangnya angka investor di pasar modal Indonesia.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), angka Year on Year (YoY) investor pasar modal nasional tercatat meningkat sebesar 93% menjadi 5,82 juta hingga periode Juli 2021.
Dalam kesempatan yang sama, Djoko Soelistyo, Head of Investment and Advisory Bank DBS Indonesia mengatakan, salah satu indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan-perusahaan dengan inovasi teknologi yang menjadi bagian dari new economy adalah performa NYSE R&D Innovation Index sejak tahun 2000 yang telah bertumbuh sebesar 449%, jauh diatas performa Nasdaq Index.
Perubahan lanskap di era new economy ini sudah disikapi sejak awal oleh DBS Treasures Private Client untuk memanfaatkan peluang baru yang mulai bermunculan.
“Kami merancang dan merekonstruksi strategi wealth preservation nasabah sesuai dengan perkembangan pasar untuk mengelola kekayaan secara maksimal," kata Djoko.
Baca juga: Investor Ritel Dominasi Transaksi di Bursa, BEI: Kebangkitan Mereka Masih Berlanjut
Dalam kaitannya dengan sektor new economy, curated wealth solutions mencakup layanan eksklusif private banking yang tidak tersedia di semua bank, berupa pengelolaan dana nasabah individual di portofolio global serta reksa dana di market dalam dan luar negeri.
Kemudahan dalam mengoptimalkan dinamika peluang investasi tangguh secara 24/7 dapat dengan mudah didapatkan melalui aplikasi digibank by DBS.
"Kini nasabah dapat menikmati fleksibilitas strategi reksa dana hingga yang berbasis efek syariah luar negeri, peluang obligasi dalam IDR dan USD, serta transaksi lebih dari 20 mata uang asing dengan nilai tukar real-time,” lanjut Djoko.
Keberhasilan DBS Treasures Private Client sebagai mitra terpercaya semakin diakui dengan berbagai penghargaan global yang sudah diraih.