Krakatau International Port Mulai Jual Produk BBM Rendah Sulfur
Bisnis maritim perdana Marine Fuel Oil (MFO) ini membuktikan strategi besar KIP untuk membangun ekosisistem bunkering migas sebagai strategi ekspansi
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Malvyandie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tindaklanjut penandatanganan MoU Awal Agustus lalu, Krakatau Bandar Samudera (Krakatau International Port/KIP) realisasikan layanan bunkering BBM Low Sulphur Fuel OIL (LSFO) perdana di Selat Sunda dengan pengisian 160 Metrik Ton (MT) atau setara dengan 175.000 Liter ke kapal MV Elona pada Jumat (27/8/2021).
Penjualan perdana ini disaksikan langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Basilio Dias Araujo, CEO KIP M. Akbar Djohan dan Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga SH C&T Hasto Wibowo.
Baca juga: Perpres 69/2021 Terbit, Komisi VII DPR Minta Pemerintah Tak Ambil Opsi Menaikkan Harga BBM
Bisnis maritim perdana Marine Fuel Oil (MFO) ini membuktikan strategi besar KIP untuk membangun ekosisistem bunkering migas sebagai strategi ekspansi dalam bisnis maritim di sepanjang Selat Sunda sangat berpotensi untuk direalisasikan.
“Salah satunya ekspansi ke penjualan produk BBM untuk kapal yang rendah sulfur,” kata CEO KIP Akbar Djohan dalam keterangannya.
Baca juga: Krakatau Steel Catatkan Nilai Penjualan Rp 17,7 Triliun hingga Juli 2021
MFO dengan kandungan sulfur maksimal 0,5 persen mass by mass (m/m) ini merupakan bahan bakar kapal yang sesuai dengan mandatori International Maritime Organization (IMO) mengenai bahan bakar kapal dengan kadar sulfur maksimal 0,5 persen wt yang berlaku mulai 1 Januari 2020.
“Strategi ini tak hanya diproyeksikan untuk menambah profit kepada Krakatau Group, tapi ini akan memperkuat rantai pasok energi terutama migas di sepanjang Selat Sunda, dimana produk MFO dijadikan ‘engine’ baru perusahaan dalam mencapai growth yang lebih baik lagi,” tambah Akbar Djohan.
Mencermati besarnya peluang ekonomi yang belum dioptimalkan selama ini terutama ribuan kapal baik ukuran besar dan kargo internasional yang melintas di sepanjang Selat Sunda, Akbar meyakini bahwa “economic and opportunity loss” akibat belum adanya jasa bunkering bahan bakar minyak untuk kapal-kapal niaga di Selat Sunda berpotensi besar untuk disinergikan dengan Pertamina Patra Niaga.
“Ini bentuk sinergi dan simbiosis mutualisme dalam rangka mendukung program pemerintah dalam mendorong produk-produk Pertamina dan memperkuat energy supply chains di Kawasan Pelabuhan Terintegrasi Krakatau” jelas Akbar Djohan dengan menegaskan bahwa komitmen KIP untuk menjadikan Selat Sunda sebagai pelabuhan strategis yang dapat melayani seluruh kebutuhan kapal dengan pelayanan berstandar internasional terus ditingkatkan dan dijaga.
“First bunkering ini bukti KIP terus berupaya kembangkan berbagai layanan yang semakin lengkap untuk penuhi kebutuhan pelayaran dan bisnis maritim di Indonesia, terutama di Selat Sunda, sehingga kapal yang lewat dan singgah di Selat Sunda mudah untuk isi bahan bakarnya dan logistic services lainnya,” jelasnya.
Sementara itu Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga SH C&T Hasto Wibowo mengapresiasi kerjasama yang terjadi dengan KIP, karena hal ini sangat baik bagi terwujudnya kekuatan maritim Indonesia.
“Sinergi dengan KBS (Krakatau International Port/KIP-red) adalah langkah strategis untuk memperkuat Indonesia sebagai poros maritim khususnya di wilayah perairan strategis kita. Dengan hadirnya layanan Pertamina di titik strategis ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi negara serta yang terpenting mampu membuktikan untuk memberikan layanan terbaik di wilayah perairan strategis kita, ke depan, target Pertamina adalah mampu bersaing dengan negara tetangga lainnya dalam jasa layanan bunkering LSFO,” pungkas Hasto.
Hal ini mendapatkan apresiasi dari Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Basilio Dias Araujo, ia mengatakan terimakasih atas kerjasama yang dilakukan oleh KIP dan Pertamina Patra Niaga sehingga First Bunkring Services ini bisa cepat terealisasikan.
"Saya apresiasi kepada KIP dan Pertamina Patra Niaga atas terealisasinya First Bunkering ini dengan cepat. Kami yakin, kerja sama ini dapat meningkatkan penerimaan negara dan keuntungan luar biasa terutama untuk revenue negara." tegasnya.