AAJI: Penetrasi Asuransi Jiwa Masih Rendah, Hanya 6,5 Persen dari Total Penduduk Indonesia
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih sangat rendah dalam lima tahun terakhir.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih sangat rendah dalam lima tahun terakhir.
Ketua AAJI Budi Tampubolon mengatakan, industri asuransi jiwa masih memiliki tantangan untuk meningkatkan penetrasi asuransi jiwa di dalam negeri.
Tercatat, kata Budi, rata-rata penetrasi asuransi jiwa dalam lima tahun terakhir pada posisi 6,5 persen, atau baru 18 juta jiwa menjadi nasabah asuransi jiwa dari total penduduk 270 juta jiwa.
Baca juga: Taman Impian Jaya Ancol Segera Dibuka
"Ini menjadi tantangan AAJI dan merupakan pekerjaan rumah untuk meningkatkan penetrasi asuransi jiwa di Indonesia," kata Budi secara virtual, Kamis (9/9/2021).
Sedangkan tingkat literasi masyarakat terhadap asuransi jiwa berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baru mencapai 19,4 persen dan tingkat inklusi 13,15 persen.
Baca juga: AAJI: Klaim Asuransi Covid-19 Masih Akan Meningkat, Hingga Juni 2021 Sudah Rp 3,74 Triliun
"Industri asuransi jiwa harus lebih banyak lagi sosialisasi ke masyarakat, karena asuransi bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ucap Budi.
Budi pun menyebut, menjadi nasabah asuransi jiwa akan menghindarkan masyarakat dari beban keuangan yang terjadi secara tiba-tiba, seperti meninggal dunia.
Baca juga: AAJI Apresiasi Upaya Pengembalian Dana Para Pemegang Polis Jiwasraya
"Jadi ketika ada hal kurang baik terjadi, tidak langsung serta merta menimbulkan kepusingan, beban keuangan tambahan," tutur Budi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.