Keputusan Pembentukan Holding Industri Pertahanan Kini di Tangan Jokowi
Para pemegang saham menargetkan proses holdingisasi BUMN industri pertahanan selesai pada kuartal ketiga tahun ini.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Para pemegang saham menargetkan proses holdingisasi BUMN industri pertahanan selesai pada kuartal ketiga tahun ini.
Holdingisasi sekarang dalam tahap harmonisasi, dilanjutkan dengan persetujuan Presiden untuk terbitnya Peraturan Presiden (PP) yang diperkirakan final pada bulan Oktober mendatang.
Di bidang pertahanan, PT Len Industri fokus dalam pengembangan sistem integrasi alutsista yang dikenal sebagai konsep terintegrasi C5ISR (command, control, communication, computer, intelligence, surveillance, and reconnaissance).
"Konsep sistem tersebut sangat berpengaruh dalam koordinasi antar matra pertahanan (darat, laut, udara) beserta seluruh komponen tempurnya, yang menjadi kunci kesuksesan sebuah misi," tutur Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin, melalui keterangan resmi, Jumat (10/9/2021).
Baca juga: Resmikan Subholding, Pertamina Siap Kejar Target Nilai Pasar US$ 100 Milyar
BUMN ini memiliki produk unggulan seperti sistem informasi intelijen, combat system kapal perang, mission system drone male, radar, radio taktikal hingga tactical data link yang sudah digelar di Puskodal, pesawat dan base-station TNI AU.
Baca juga: Prabowo Siapkan Pagu Anggaran Pertahanan 0,8% dari PDB untuk 25 Tahun
Oleh karenanya, PT Len Industri ditugaskan sebagai lead integrator holding BUMN Industri Pertahanan (Indhan) yang terdiri dari Len Industri, Pindad, Dirgantara Indonesia, Dahana dan PAL Indonesia.
Selain fokus holdingisasi, PT Len Industri juga tengah mengembangkan bisnis solar cell atau sel surya.
Baca juga: DPR Kawal Citilink Masuk Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata
Strategi pengembangan industri manufaktur solar cell yang tepat menurut Len Industri ialah dengan memperhitungkan kesiapan ekosistem industri di dalam negeri, komponen yang bisa cepat diproduksi, serta cost (produksi) yang kompetitif.
"Ditambah kerjasama dengan produsen besar dunia yang sudah proven, sehingga bisa menurunkan harga penjualan panel surya," jelas Bobby.