Rampung Agustus 2022, Bendungan Sadawarna Bisa Suplai Irigasi untuk 4.500 Hektare Lahan
Menteri Basuki mengatakan, pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melanjutkan pembangunan bendungan di sejumlah daerah untuk mewujudkan ketahanan air dan ketahanan pangan nasional.
Satu di antaranya bendungan yang sedang diselesaikan yaitu Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air, sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.
"Pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2 sampai 3 kali tanam," kata Basuki, Senin (13/9/2021).
Baca juga: Jokowi Resmikan Bendungan Paselloreng dan Gilireng di Sulawesi Selatan
Menurutnya, Bendungan Sadawarna merupakan salah satu Program Strategis Nasional di bidang Sumber Daya Air.
Bendungan ini mampu menampung 44,61 juta m3 untuk mensuplai irigasi seluas 4.500 hektare di Kabupaten Subang dan Indramayu.
Baca juga: Manfaatkan Bendungan, PLN Bangun 3 Pembangkit Mikro Hidro enilai Rp 200 Miliar
"Diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Sadawarna dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun," tuturnya.
Baca juga: Hujan Deras, Bendungan Jebol, Warga di Jalan Mujair Pancoran Mas Depok Kebanjiran
Bendungan Sadawarna juga dipersiapkan untuk memasok air baku sebesar 0,36 hingga 1 m3 per detik untuk Kawasan Pelabuhan Patimban dan Pantura Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang, serta memiliki potensi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 2 MW.
Bendungan ini membendung daerah aliran sungai (DAS) Cipunagara yang memiliki panjang 137 Km, mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat.
Dengan luas genangan 720 hektar, bendungan ini berpotensi mereduksi banjir di tiga kabupaten yang dilalui DAS Cipunagara yakni Subang, Sumedang, dan Indramayu sebesar 26,90 m3/detik.
Pembangunan dimulai sejak November 2018 dan ditargetkan selesai Agustus 2022 oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR dengan total biaya APBN Rp 1,9 triliun.
Proyek ini dibagi dalam dua paket yakni Paket pertama dikerjakan Kerja Sama Operasi (KSO) PT Wijaya Karya - PT Daya Mulia Turangga - PT Barata Indonesia dengan nilai kontrak sebesar Rp1 triliun.
Pekerjaan Paket I meliputi bendungan utama, bangunan pengambilan, hidromekanikal dan elektrikal, serta bangunan pengelak.
Berdasarkan data progres pengerjaan Paket I hingga saat ini mencapai 58,65 persen.
Sedangkan Paket II dikerjakan KSO PT. Nindya Karya – PT Adhi Karya senilai Rp 907,6 miliar yang meliputi spillway, jalan akses, dan bangunan fasilitas.
Berdasarkan data progres konstruksi paket II hingga saat ini mencapai Rp 54,58 persen.