Inovasi Petrokimia Gresik Hasilkan Nilai Tambah Rp 250 Miliar
Petrokimia Gresik mampu menghasilkan nilai tambah hingga Rp 250 miliar melalui inovasi yang diciptakan sepanjang tahun 2020.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petrokimia Gresik mampu menghasilkan nilai tambah hingga Rp 250 miliar melalui inovasi yang diciptakan sepanjang tahun 2020.
Perusahaan menggelar “Innovation Awards Konvensi Inovasi Petrokimia Gresik (KIPG) Ke-35” secara virtual di Gresik, Jawa Timur, Rabu (22/9) sebagai bentuk apresiasi kepada para inovator.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, dari total value creation senilai tersebut, sebesar 25 persen atau Rp 64,9 miliar berkontribusi langsung terhadap laba perusahaan (direct financial benefit).
Baca juga: Vivo Tawarkan Beragam Promo Menarik Setiap Pembelian vivo V21
Besarnya value creation tersebut membuktikan bahwa inovasi yang dihasilkan mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
“Para inovator telah melakukan improvement serta memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan. Sebab melalui inovasi, Petrokimia Gresik terbukti bisa terus tumbuh dan mampu menjawab berbagai tantangan di tengah pandemi,” ujarnya.
Baca juga: Hadirkan Energi Bersih, Bright PLN Batam Kembangkan PLTS
Selain menghasilkan value creation yang cukup besar, Dwi Satriyo mengungkapkan keterlibatan karyawan dalam gelaran konvensi inovasi tahun ini juga perlu diapresiasi yakni mencapai 71,2 persen dari total karyawan, dan tergabung dalam 1.039 gugus inovasi.
“Ini menjadi bukti bahwa Inovasi telah menjadi DNA bagi Insan Petrokimia Gresik dan telah menjadi bagian dari strategi pengembangan perusahaan,” kata Dwi Satriyo.
Innovation Award KIPG merupakan wadah apresiasi untuk para inovator perusahaan dan anak perusahaan.
Ia berharap konvensi inovasi ini mampu menjadi katalis dalam percepatan pertumbuhan perusahaan dan menjadi dasar pembentukan karakter di lingkungan Petrokimia Gresik dan anak perusahaan, serta mendorong Insan Petrokimia Gresik, terutama generasi milenial, agar terus berpikir kreatif dan inovatif.
“Perusahaan membutuhkan berbagai terobosan untuk menjadi solusi agroindustri dan mewujudkan pertanian berkelanjutan. Melalui inovasi, perusahaan telah banyak melakukan perbaikan dan peningkatan dari segi kualitas produk, proses bisnis, optimalisasi teknologi, pelayanan, organisasi, dan sebagainya,” tandasnya.
Baca juga: Danone-Aqua Resmi Operasikan PLTS Atap Keempat di Pabrik Mekarsari
Sejumlah inovasi di tahun 2020 mampu mengantarkan Petrokimia Gresik juga berhasil meraih empat predikat “3 Stars” atau kategori tertinggi dalam ajang konvensi inovasi internasional “26th Asia Pacific Quality Organization (APQO)” yang dilaksanakan secara virtual di Perth, Australia beberapa waktu lalu.
“Raihan prestasi di ajang internasional ini menjadi bukti keseriusan perusahaan dalam menumbuhkan dan mengelola budaya inovasi di perusahaan, hingga mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia industri di Indonesia bahkan hingga internasional,” kata Dwi Satriyo.
Dalam ajang yang diikuti 57 tim dari berbagai negara ini, Petrokimia Gresik mengirim empat gugus yakni Gugus Inovasi Operasional (GIO) Digital Office, GIO Fleksi, Sistem Saran (SS) Kuantitatif dan SS Sludar Sludur, yang sebelumnya juga telah berprestasi di tingkat nasional pada ajang Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) 2020.
Baca juga: Kementerian ESDM Dorong Penggunaan PLTS Atap Berstandar Nasional
“Seluruh tim yang kami kirim berhasil meraih predikat “3 Stars” yang merupakan kategori tertinggi di ajang ini,” imbuh Dwi Satriyo. Masing-masing gugus tersebut memiliki terobosan yang bernilai tambah bagi proses bisnis perusahaan.
Adapun inovasi yang diciptakan oleh GIO Digital Office mampu menurunkan frekuensi masalah penciptaan naskah dinas dan mempercepat prosesnya. Inovasi tersebut mampu menyumbangkan penghematan sebesar Rp839,6 juta dalam waktu 13 (tiga belas) bulan.
Selanjutnya, inovasi dari GIO Fleksi berhasil menurunkan Downtime Pabrik Urea karena kegagalan bahan baku dari 67,7 jam/bulan menjadi 31,5 jam per bulan. Inovasi ini mampu menghasilkan potensi penghematan hingga Rp 252 miliar dalam waktu tujuh bulan.
Baca juga: WeTV Buktikan Berhasil Bawa Konten Lokal Indonesia Go International
Sedangkan SS Kuantitatif mampu menjaga kualitas Pupuk ZA impor agar tetap sesuai standar dengan Metode Volumetri, sehingga mengurangi potensi kerugian perusahaan akibat komplain dari end-user.
Terakhir, SS Slundar Slundur sukses memanfaatkan limbah padat hasil kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebagai bahan baku filler pada Pupuk NPK.
Berdasarkan perhitungan verifikasi kinerja keuangan, penerapan inovasi tersebut menghasilkan penghematan sebesar Rp 2,9 miliar dalam setahun.
Dwi Satriyo menegaskan bahwa berbagai inovasi yang dilakukan Petrokimia Gresik merupakan upaya peningkatan efisiensi, efektivitas, dan daya saing perusahaan untuk menjadi market leader dan dominant player di sektor Agroindustri.
"Inovasi menjadi kebutuhan dasar perusahaan dalam menciptakan masa depan baru yang lebih sukses. Ini sejalan dengan salah satu core value perusahaan AKHLAK yaitu Adaptif yang mampu menjawab segala perubahan dan tantangan dengan inovasi," katanya.