Hasil Panen Petani Hortikultura Dihargai di Bawah Standar Impas
Agus menyebutkan subsektor pertanian, khususnya hortikultura justru tertekan karena hasil panen di tingkat petani dihargai sangat murah.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Agus Ruli Ardiansyah mengatakan kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) nasional September masih belum merepresentasikan situasi yang dihadapi petani.
Agus menyebutkan subsektor pertanian, khususnya hortikultura justru tertekan karena hasil panen di tingkat petani dihargai sangat murah.
“Kami lihat situasinya belum banyak berubah dari bulan sebelumnya. Kenaikan NTP masih ditopang oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat, sementara subsektor lainnya ini masih jauh dari kata menggembirakan,” kata Agus Ruli dari Jakarta pagi ini (07/10/2021).
Mengacu pada laporan BPS, nilai NTP subsektor tanaman pangan dan hortikultura pada September 2021 berada di bawah standar impas, masing-masing 98,77 dan 98,65.
Agus Ruli menyebutkan hal ini juga sesuai dengan laporan dari anggota SPI di berbagai wilayah, yang mencatat rendahnya harga di tingkat petani.
“Untuk tanaman pangan, meski trennya cenderung naik, tetapi harus digarisbawahi ini masih di bawah standar impas. Untuk jenis padi, laporan dari anggota-anggota SPI menyebutkan harga gabah di tingkat petani maupun gabah kering giling berada di bawah standar yang ditetapkan oleh pemerintah," urainya.
Contohnya di Kabupaten Banyuasin, harga gabah di tingkat petani dihargai Rp3.700 sampai Rp4.000. Sementara standar yang ditetapkan oleh pemerintah atau HPP itu Rp4.200.
Baca juga: Dengan Embung, Petani di Sorong Semakin Untung
Sementara itu untuk tanaman hortikultura, untuk jenis sayur-sayuran khususnya cabai masih berada pada tren rendah dan belum beranjak dari bulan sebelumnya.
“Laporan yang kami dapat, petani masih mengeluhkan harga yang rendah untuk cabai dan jenis sayur-mayur lainnya. Ini dicerminkan dari NTP subsektor hortikultura yang pada bulan September ini turun di bawah standar impas” tambahnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada September 2021 sebesar 105,68 atau naik 0,96 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya.
Kenaikan NTP nasional September dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (lt) naik sebesar 0,91 persen sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb) turun sebesar 0,05 persen.