Lewat Program Makmur, Menteri BUMN Minta Pupuk Indonesia Lakukan Pendampingan Petani
Erick Thohir menyebut program Makmur telah memberikan banyak manfaat dan kemudahan bagi para petani tanah air.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut program Makmur telah memberikan banyak manfaat dan kemudahan bagi para petani tanah air.
Makmur merupakan kepanjangan dari Mari Kita Majukan Usaha Rakyat, yang merupakan hasil kolaborasi BUMN
"Tidak mungkin pada saat seperti ini, kita berdiri sendiri-sendiri, kita harus gotong royong, apalagi Covid ini benar-benar menekan tidak hanya kesehatan kita, tapi juga ekonomi. Lalu Covid ini juga membuat kesenjangan sosial, karena itu harus diintervensi supaya ekonominya seimbang," kata Erick, Sabtu (16/10/2021).
Baca juga: Sebut Indonesia akan Masuk Ekonomi 4 Besar Dunia, Jokowi Minta BUMN Siapkan Profesionalisme Kerja
"Saya terimakasih swasta datang, BUMN datang, petani datang supaya kita sama-sama bergotong royong, dan karena itu kita berinisiasi dengan program Makmur ini," tambahnya.
Program Makmur sudah menghubungkan petani dengan pihak project leader, asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, pemerintah daerah, agro input, hingga jaminan ketersediaan pupuk non subsidi.
Baca juga: Tidak Bisa Tidak, Jokowi Minta BUMN Adaptasi Model Bisnis dan Teknologi: Kita ini Balapan
Dengan ekosistem tersebut, kata Erick, petani yang tergabung dalam program Makmur mendapat pendampingan yang berdampak positif pada produktivitas dan penghasilan pertanian.
"Program Makmur ini kita BUMN fokus utama di 40 ribu hektar, 28 ribu petani. Kalau ini jalan, kita besarkan. Di sini Himbara datang, BNI, BRI, Mandiri untuk pembiayaannya. Lalu PT Pupuk Indonesia melakukan pendampingan, bapak-bapak sama RNI membeli supaya semua ini menjadi ekosistem yang sehat," kata Erick.
Direktur Utama PT Pusri Palembang Tri Wahyudi Saleh menyampaikan, di bawah koordinasi Pupuk Indonesia, program Makmur memberikan manfaat nyata bagi para petani.
Menurutnya, sudah banyak petani yang mengalami peningkatan produktivitas dan penghasilan pertanian sejak bergabung pada program yang diluncurkan Agustus 2021.
"Sesuai inisiasi dari Pupuk Indonesia, Makmur ini ada ekosistem, di situ ada pensuplai benih, produsen pupuk, ada pestisida, lalu pendanaannya ada Himbara, BNI, BRI, Mandiri, kemudian offtaker sudah ada RNI Grup, ini sudah terintegrasi, kalau ada potensi gagal panen maka ada asuransinya, ada Jasindo. Artinya kolaborasi BUMN ini sudah mensuport program Makmur," kata Tri.
Sementara itu, Anggoro Kasih, salah satu petani dari Lampung Utara mengungkapkan bahwa penggunaan pupuk non subsidi pada program Makmur berhasil meningkatkan produktivitas jagung di lahan taninya.
Ia menyebut, kepastian pasokan pupuk non subsidi serta cara penggunaan dan pendampingan menjadi kunci peningkatan produktivtas pertanian.
Proses tanam perdana jagung program Makmur di Desa Muara Putih, Lampung Selatan dilakukan di atas lahan seluas 30 hektar oleh 30 petani yang tergabung ke dalam kelompok tani Mekar Sari.
Program Makmur telah diimplementasikan secara merata di hampir seluruh wilayah Indonesia, di mana pada tahun ini target luasan lahan Program Makmur seluas 50 ribu hektare.
Adapun komoditas yang menjadi fokus program ini yakni padi, jagung, cabai, kelapa sawit, singkong, kopi, lada, kakao, bawang merah, tebu, tembakau, nanas, dan manggis. Realisasi program Makmur secara nasional per September 2021 telah mencapai 50.799 hektar dan melibatkan 31.596 orang petani.