Mengapa Rumah Hook Sering Dicari-cari, Apa Aja ya Kelebihannya?
Bambang menjelaskan, biasanya rumah hook dijual 20 persen lebih mahal dari rumah dengan posisi dan letak biasa pada umumnya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istilah rumah hook sering terdengar saat orang membicarakan bisnis properti.
Ini adalah istilah untuk rumah di dalam perumahan yang memiliki posisi di bagian sudut.
Posisi rumah ini menjadi salah satu tipe yang banyak dicari konsumen.
Rumah ini juga memiliki beragam kelebihan, dan potensi nilai investasi tinggi.
Karenanya, para pengembang menawarkan rumah hook dengan harga yang lebih mahal dari rumah dengan posisi dan letak di tengah, depan, atau belakang kompleks perumahan.
Baca juga: Mantan Marketing Properti yang Hamil 9 Bulan di Surabaya Dijual Suami pada Pria Hidung Belang
Apa saja kelebihan rumah hook dan mengapa harganya jauh lebih tinggi? Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Bambang Eka Jaya mengatakan, rumah hook memiliki dua muka rumah.
Selain tampak depan, juga punya tampak belakang dan bagian sisi (kanan atau kiri).
"Kenapa lebih mahal harganya ya karena secara konstruksi biayanya lebih besar. Misalnya harus bangun dua pagar sekeliling dan biaya-biaya lainnya," kata Bambang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (17/10/2021).
Baca juga: Kadin Ingin Industri Properti Dibenahi Agar Kesenjangan Kebutuhan dan Ketersediaan Semakin Menurun
Bambang menjelaskan, biasanya rumah hook dijual 20 persen lebih mahal dari rumah dengan posisi dan letak biasa pada umumnya.
"Semakin mahal harga tanahnya, maka akan semakin tinggi perbedaan harganya," jelasnya.
Selain itu, karena memiliki dua muka, maka rumah hook memiliki sirkulasi dan pencahayaan alami yang lebih baik.
Dari sisi akses, rumah hook ini mudah dijangkau karena ada di ujung jalan. Kelebihan lainnya, rumah hook akan terlihat besar dan megah.
Baca juga: Didukung Infrastruktur Tol dan Bandara, Analis: Properti di Barat Jakarta Makin Potensial Berkembang
"Tampak bangunan juga akan berkesan besar dan megah karena ada dua sisi tampak bangunan," ucap dia.
Biasanya, konsumen yang membeli rumah hook akan mendapatkan kelebihan tanah yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas area hunian dan dijadikan sebagai taman atau pekarangan.
"Jadi banyak open space-nya juga dan bisa dibuat taman di sekeliling bangunannya. Apalagi rumah hook ini biasanya mendapatkan lahan atau tanah sisa yang menjadi hak pembeli," terang Bambang.
Dengan kelebihan tersebut, rumah hook sangatlah prospektif dari segi nilai jual dan dipercaya potensial terus naik pada masa yang akan datang.
Namun demikian, sebelum Anda membeli rumah tipe hook, sebaiknya pertimbangkan juga kekurangannya.
Pertama, harganya yang mahal, dan kedua Garis Sepadan Bangunan (GSB).
GCB merupakan garis batas minimal yang membatasi bangunan dan batas lahan yang Anda miliki dengan lahan lain seperti jalan, jaringan tegangan tinggi, rel kereta api, taman umum, tepi pantai, tepi sungai, dan bangunan tetangga.
Jarak antara sebuah bangunan dengan area lainnya juga ditentukan menurut GSB yang diatur oleh peraturan daerah setempat.
"Karena ada dua, atau tak jarang tiga GSB ya area yang bisa dibangun lebih sedikit dari pada kavling badan. Dan tentu dari segi biaya juga lebih mahal," tuntas Bambang. (Ardiansyah Fadli)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Ada Istilah Rumah Hook, dan Dibanderol Lebih Mahal?"