Menteri Basuki Tekankan Proyek PUPR Harus Tahan pada Fenomena Perubahan Iklim
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan, perubahan iklim adalah hal yang nyata terjadi.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan, perubahan iklim adalah hal yang nyata terjadi.
Untuk itu, seluruh sektor tak terkecuali sektor infrastruktur dan pekerjaan umum, harus beradaptasi dengan adanya isu ini.
Namun, lanjut Menteri Basuki, masih banyak masyarakat umum yang tidak percaya adanya perubahan iklim.
Seperti halnya virus Covid-19, isu perubahan iklim dinilai hanya sebuah omong kosong.
"Perubahan iklim itu ada sebab dan akibatnya. Kalau ada sebabnya kita bisa mencegahnya, kalau ada dampaknya kita bisa mengurangi atau beradaptasi dengan perubahan iklim itu," ucap Menteri Basuki di Jakarta, Rabu (27/10/2021).
"Dalam kondisi sekarang, perubahan iklim ini seperti Covid-19. Perubahan iklim ini sudah ada dan sudah terjadi, tetapi masih ada saja orang yang tidak percaya adanya perubahan iklim," sambungnya.
Baca juga: Konstruksi Terowongan Silaturahmi Rampung, Kementerian PUPR Serahkan ke Kemenag
Basuki kembali mengungkapkan, perubahan iklim yang paling nyata adalah adanya pertambahan penduduk secara global, maupun pertambahan penduduk di perkotaan.
Seperti diketahui, pertambahan jumlah demografi ini tentunya menambah pula jumlah hunian.
Dan di setiap hunian sudah pasti menggerakkan tidak kurang dari 140 industri lainnya.
Hal tersebut dianggap sangat mempengaruhi perubahan iklim.
"Baik itu menggunakan air conditioning, hair dryer, rice cooker, kulkas, pasir, atau pun batu bata sekalipun, semua itu akan membutuhkan energi," ujar Basuki.
"Manusianya sendiri juga membutuhkan makan dan minum, membuang sampah, dan membutuhkan transportasi," paparnya.
Terkait adaptasi perubahan iklim, Menteri Basuki mendorong evaluasi desain seluruh proyek-proyek PUPR.
Baca juga: Kementerian PUPR Targetkan Bendungan Rukoh Aceh Rampung 2023
Dirinya menceritakan, dalam kurun waktu satu dekade terakhir tercatat, tidak kurang dari 5 ribuan bencana terjadi di Indonesia. Yakni mulai dari banjir, banjir bandang, hingga tanah longsor.
Bahkan, tidak kurang dari 5 ribuan orang yang hilang dan meninggal karena kejadian tersebut, serta ratusan ribu rumah rusak.
Salah satu contohnya badai Seroja yang menghantam wilayah Nusa Tenggara Timur dan Nusa tenggara Barat.
"Untuk itu saya ingin mengajak kita semua khususnya rekan saya di PUPR mengevaluasi desain kriteria untuk seluruh bangunan PUPR," pungkasnya.