Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

ADB Siap Bantu Pensiunkan 50 Persen Pembangkit Batu Bara di Indonesia

Rencana PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memensiunkan pembangkit tenaga batu baranya ternyata mendapat perhatian dari Asian

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in ADB Siap Bantu Pensiunkan 50 Persen Pembangkit Batu Bara di Indonesia
Kompas/Heru Sri Kumoro
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). 

TRIBUNNEWS.COM -- Rencana PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memensiunkan pembangkit tenaga batu baranya ternyata mendapat perhatian dari Asian Development Bank (ADB).

ADB siap membantu Indonesia dan bahkan Pilipina untuk memensiunkan 50 persen Pembangkit Listrik batubara 10 tahun hingga 15 tahun ke depan.

Lewat rencana bertajuk: Energy Transition Mechanism, ADB siap memberikan dana multi miliar dollar Amerika Serikat (AS) untuk memensiunkan penggunaan pembangkit listrik bertenaga batubara, dan akan fokus pada investasi energi bersih.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa dalam KTT Iklim COP26 di Glasgow menyebut, pinjaman multilateral, investor swasta dan lainnya akan menyiapkan modal untuk rencana tersebut.

Baca juga: Butuh Dana Rp 429 Triliun untuk Transisi PLTU Batubara ke Energi Terbarukan

Dalam siaran pers ADB, Rabu (3/1), pembiayaan pertama transisi energi akan datang dari Jepang yang berkomitmen menggelontorkan dana sebesar 25 juta dolar AS.

Pembiayaan perdana ini akan menjadi tahap percontohan untuk mengumpulkan cukup uang yang mempercepat penghentian lima hingga tujuh pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia dan Filipina.

Dikutip dari Bloomberg (3/11), pejabat di bank pembangunan yang berbasis di Manila sebelumnya menggambarkan rencana tersebut, antara lain juga kemungkinan menggunakan dana transisisi energi untuk menjalankan pembangkit listrik yang lebih bersih dan efisien yang dijalankan para operator listrik swasta.

Berita Rekomendasi

Harapannya, para operator listrik swasta ini bisa menghasilkan pengembalian yang cukup selama periode yang lebih singkat untuk memfasilitasi penutupan awal aset.

Hanya saja, rencana ini mendapat kritik organisasi non-pemerintah. Kelompok-kelompok seperti Center for Energy, Ecology and Development bulan ini mengirim surat kepada ADB yang khawatiran atas kurangnya rincian rencana tersebut.

Baca juga: Pengamat Nilai Indonesia Harus Optimalkan PLTU Batubara

Ketergantungan pada energi batu bara sebagai sumber bahan bakar telah mendapat sorotan dalam beberapa bulan terakhir karena negara-negara global menghadapi krisis energi.

Dan , Indonesia adalah pengekspor batu bara terbesar di dunia. Adapun Filipina, batubara menyumbang lebih dari setengah sumberdaya alam di negara itu.

Sebelumnya ADB telah meneken MoU kerja sama dengan pemerintah melalui PLN untuk mendukung program Energy Transition Mechanism (ETM).

Kesepakatan antara ADB dan PLN diteken langsung Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dan Dirjen ADB untuk Asia tenggara Ramesh Subramaniam dalam pertemuan KTT PBB terkait perubahan iklim edisi ke 26 (COP26) di Glasgow, Inggris pada Senin (1/11/2021).

"ADB siap bersama mitra kami di Indonesia untuk mendukung transisi menuju energi terbarukan yang juga andal dan terjangkau," kata Wakil Presiden ADB Ahmed M Saeed dalam keterangan tertulisnya.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas