Bakal IPO, Anggota Komisi VI Dorong OJK Terbitkan Pernyataan Efektif untuk Mitratel
Andre Rosiade mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan peryataan efektif terkait IPO Mitratel
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan peryataan efektif terkait penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).
Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) itu menawarkan sebanyak-banyaknya 29,85 persen saham ke publik.
"Kalau kami baca di rencana, ini jadwalnya tanggal pernyataan efektif itu 12 November. Perkiraan masa pendalaman umum 16 sampai 18 November, penjadwalan penjatahan dan distribusi saham 18 sampai 19 November, pencatatan di Bursa Efek Indonesia 22 November. Tapi informasi yang saya dapatkan sampai saat ini surat pernyataan efektif dari OJK belum keluar," kata Andre saat rapat dengar pendapat Komisi VI dengan Dirut PT Telkom Indonesia, Rabu (10/11/2021).
Baca juga: Mitratel Dikabarkan Patok Harga Saham Rp 800 Per Lembar, Targetkan Dana Segar Rp 21,9 Triliun
Menurutnya, pernyataan efektif dari OJK dibutuhkan sebagai salah satu prosedur yang harus dipenuhi Mitratel untuk melakukan penawaran umum.
Sebab, pernyataan efektif dari OJK menunjukkan kelengkapan atau dipenuhinya seluruh prosedur, dan persyaratan yang diwajibkan dalam peraturan perundangan yang berlaku.
"Ini jadi catatan kita, di dalam kesimpulan nanti mendukung agar surat pernyataan efektif dari OJK itu segera dikeluarkan. Kalau tidak berantakan semua, kalau tidak keluar besok atau tanggal 12 November, bubar rencana. Ini bisa tertunda, IPO ini tidak jadi November 2021," kata Andre.
Baca juga: Mitratel Akan Melantai di BEI, Analis: Disambut Positif Investor, Harga IPO Juga Masih Masuk Akal
"Jadi ini sangat penting, bahwa surat pernyataan efektif dari OJK itu sampai saat ini, di ari Pahlawan 10 November 2021 ini belum keluar," sambung politikus Gerindra itu.
Diketahui, harga saham perdana Mitratel ditetapkan Rp 800 per saham.
Penetapan ini setelah dilakukan penawaran awal (book building) yang pada 26 Oktober-4 November 2021 lalu.
Mitratel melepas 25,54 miliar saham atau sebanyak-banyaknya 29,85 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penawaran umum, maka perusahaan akan mendapatkan dana senilai Rp 20,43 triliun.