Petrokimia Gresik Efisiensikan Biaya Operasional Lewat Penerapan Green Port
konsep Green Port menjadikan proses kepelabuhanan Petrokimia Gresik lebih efektif, efisien dan ramah lingkungan.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petrokimia Gresik (PG), perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia berupaya meningkatkan daya saing perusahaan melalui penghematan dan peningkatan produktivitas yang dihasilkan dari implementasi konsep Green Port atau "Pelabuhan Hijau" di Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS).
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan bahwa konsep Green Port menjadikan proses kepelabuhanan Petrokimia Gresik lebih efektif, efisien dan ramah lingkungan.
Sehingga semakin mengoptimalkan Cost Reduction Program yang telah dijalankan perusahaan.
Hal ini sejalan dengan kebijakan International Maritime Organization (IMO) atau organisasi kemaritiman di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mengharuskan pelabuhan di dunia harus lebih efektif, efisien serta ramah lingkungan melalui penerapan Green Port.
Dwi Satriyo mengungkapkan bahwa aktivitas di Pelabuhan Petrokimia Gresik tidak hanya sebatas antarpulau, tapi juga antarnegara.
Mengingat sebagian besar bahan baku masih diperoleh dari impor dan beberapa produk non subsidi Petrokimia Gresik juga dieskpor ke mancanegara, dimana beberapa negara mengharuskan penerapan Green Port pada pelabuhan asal maupun tujuan.
Baca juga: Petrokimia Gresik-Satgas Bencana BUMN Kirim 1.200 Paket Sembako ke Korban Banjir di Malang dan Batu
“Oleh karena itu kami mengakselerasi penerapan Green Port di Pelabuhan Petrokimia Gresik agar kelancaran operasional bisnis semakin terjamin, dan sekarang Petrokimia Gresik memiliki pelabuhan bertaraf internasional,” ujar Dwi Satriyo.
Konsep Green Port salah satunya mengatur upaya peningkatan pengelolaan energi yang efisien di pelabuhan.
Beberapa implementasi yang telah dilakukan diantaranya pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk gedung dan perkantoran, penggunaan sepeda motor listrik, mengganti lampu penerangan konvensional dengan LED, penerapan green building, penyediaan shore connection untuk supply energi kapal, serta pemanfaatan CCTV pada Digital Port Supervising (Aplikasi Petroport) untuk mengurangi penggunaan energi pada kendaraan serta meningkatkan layanan distribusi pupuk.
“Penghematan biaya operasional pada akhirnya akan berpengaruh pada harga produk, sehingga langkah ini juga menjadi upaya Petrokimia Gresik dalam memberikan perlindungan bagi konsumen melalui produk berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif,” ujar Dwi Satriyo
Selain efisiensi sumber energi, konsep Green Port juga diimplementasikan melalui peningkatan kualitas kebersihan daratan dan perairan kolam daerah lingkungan kerja dengan cara menurunkan pencemaran limbah cair, sampah domestik dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Sedangkan, kualitas udara dijaga dengan mengurangi kebisingan, emisi gas karbon dan emisi gas rumah kaca.
“Dengan demikian Penerapan Green Port juga mampu melindungi lingkungan sekitar perusahaan agar tidak tercemar oleh proses kepelabuhanan, sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya alam,” imbuh Dwi Satriyo.
Terakhir, Dwi Satriyo mengungkapkan bahwa penerapan pelabuhan ramah lingkungan juga menjadi salah satu upaya nyata Petrokimia Gresik dalam mencapai target perusahaan untuk memperoleh PROPER EMAS dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di tahun 2021 ini.
“Kami percaya Green Port berdampak baik bagi kinerja perusahaan secara global. Hal ini dikarenakan adanya aspek pengelolaan energi, pengelolaan limbah, pengelolaan lingkungan yang tentunya dapat meningkatkan kinerja dan citra perusahaan," tandas Dwi Satriyo.