Pertamina Sebut Peralihan LPG ke DME Butuh Waktu Panjang
Pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyusun road map pengembangan dan pemanfaatan batubara.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyampaikan peralihan liquified petroleum gas (LPG) atau gas minyak cair menjadi Dimethyl Ether (DME), membutuhkan waktu yang panjang.
Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, dalam proses peralihan tersebut, saat ini Pertamina masih melakukan penjajakan untuk mendapatkan suplai DME.
"Tentu diperlukan waktu yang cukup panjang untuk pembangunan processing plant gasifikasi batubara, serta persiapan sarana dan fasilitas pendukung distribusi DME," ujar Irto saat dihubungi, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Bangun Temporary Supply Point LPG Terminal di Pelabuhan Rembang, RAJA Optimis Beroperasi Tahun Ini
Menurutnya, untuk konversi dari LPG ke DME, Pertamina pun akan mengikuti roadmap yang ditetapkan pemerintah terkait implementasi DME sebagai bahan bakar rumah tangga pengganti LPG.
"Kami mengikuti roadmap dari pemerintah, dan sekali lagi ini butuh waktu panjang, perlu ada kesiapan infrastruktur," kata Irto.
Pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyusun road map pengembangan dan pemanfaatan batubara.
Programnya adalah mengoptimalisasi pemanfaatan batubara dalam negeri dengan penerapan teknologi ramah lingkungan (clean coal technology) hingga tahun 2045.
Baca juga: Bangun Terminal LPG Wayame, Pertamina Libatkan Ratusan Perusahaan Lokal
Satu dari delapan program yang sudah dirancang dalam road map pengembangan dan pemanfaatan batubara, ialah gasifikasi batubara untuk menghasilkan methanol dan dimethyl ether (DME).
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Sujatmiko mengatakan, gasifikasi batubara untuk menghasilkan DME dilaksanakan karena kebutuhan LPG yang semakin meningkat.
Saat ini, sebanyak 75 persen hingga 78 persen dari konsumsi LPG dalam negeri masih dipenuhi dari impor.
Produk hilirisasi batubara berupa DME dapat mensubstitusi LPG sedangkan methanol untuk menggantikan bahan baku industri kimia," kata Sujatmiko pada Rabu (1/9).