Dipicu Kekhawatiran Inflasi, Harga Emas Terus Membumbung di Level Tertinggi Lima Bulan Ini
Harga emas naik di awal perdagangan Selasa (16/11/2021). Pukul 7.45 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.864,31 per ons troi.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Wahyu Tri Rahmawati
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga emas naik di awal perdagangan Selasa (16/11/2021). Pukul 7.45 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.864,31 per ons troi.
Harga emas spot menguat 0,08% dari penutupan perdagangan kemarin. Sedangkan harga emas kontrak Desember 2021 di Commodity Exchange turun 0,11% ke US$ 1.864,50 per ons troi.
Harga emas mencapai level tertinggi lima bulan terakhir karena kekhawatiran inflasi mengangkat daya tarik logam safe-haven. Bahkan ketika dolar dan imbal hasil obligasi AS menguat.
"Ada profit-taking rutin oleh pedagang berjangka jangka pendek tetapi tren kenaikan emas masih kuat," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals kepada Reuters.
Harga emas telah naik sekitar US$ 100 selama delapan hari terakhir yang merupakan kenaikan beruntun terpanjang sejak Mei.
Peningkatan daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi telah didorong oleh lonjakan harga konsumen AS dan karena bank sentral utama mempertahankan sikap dovish pada suku bunga.
Baca juga: Harga Emas Antam Selasa 16 November 2021: Turun Rp 3.000 Jadi Rp 952.000 per Gram
Kenaikan suku bunga cenderung mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan bunga. Namun, imbal hasil Treasury 10-tahun patokan AS naik mendekati level tertinggi tiga minggu, meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas.
Baca juga: Update Harga Emas Antam Senin, 15 November 2021: Stagnan di Angka Rp 955.000 per Gramnya
Indeks dolar naik 0,3% ke level tertinggi 16-bulan terhadap mata utama dunia.
"Jika emas gagal menembus di atas US$ 1.870, maka ada risiko yang dapat mendorongnya kembali ke area US$ 1.830-US$ 1.835, karena hal itu dapat mengecewakan beberapa investor," kata analis Saxo Bank Ole Hansen.
Presiden Minneapolis Federal Reserve Bank mengatakan bahwa dia memperkirakan inflasi yang lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan.
Dia menambahkan bank sentral AS tidak boleh bereaksi berlebihan terhadap peningkatan inflasi karena kemungkinan bersifat sementara.
"Normalisasi kebijakan Federal Reserve, suku bunga yang lebih tinggi, penguatan dolar AS, dan tekanan inflasi kemungkinan memudar pada 2022 menyerukan harga perak yang lebih lemah," kata analis UBS dalam sebuah catatan.
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Harga emas masih bergerak di level tertinggi lima bulan terakhir