TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan social trading ramai jadi pembicaraan sebagai pilihan baru berinvestasi.

Social trading pada dasarnya adalah bentuk investasi modern di mana pemilik dana tidak berinvestasi dalam saham atau real estat, tetapi orang sungguhan--seorang trader profesional.

Karena konsepnya adalah interaksi antara orang ke orang, maka trading ini disebut ‘sosial.’

Menurut Alexandra Ivanova, PR Manager FBS, social trading tidak serumit trading biasa karena tidak memerlukan pengetahuan keuangan atau pengalaman trading tertentu.

"Investor dapat memperoleh profit di mana pun mereka berada hanya dengan menggunakan ponsel mereka. Aplikasi social trading dapat menghemat waktu dan mendatangkan penghasilan tambahan," ujarnya.

Bagaimana cara kerjanya?

Alexandra menjelaskan, investor dapat memilih trader berdasarkan karakteristik yang ditampilkan dan menyalin order mereka dengan jumlah sesuai preferensi, mulai dari 1 dolar AS.

Jika trader mendapatkan profit, investor juga akan mendapatkan profit.

Jumlah keuntungan investor tergantung pada jumlah yang diinvestasikan.

Baca juga: Kementerian Investasi Terbitkan 5 Ribu Nomor Induk Berusaha Per Hari

Misalnya Anda menginvestasikan $1000, dan trader mendapatkan profit 15 persen. Artinya, Anda juga mendapatkan 15 persen, yaitu sebesar $150 untuk akun Anda.

Di investasi ini, trader dan investor membutuhkan platform khusus untuk bertemu satu sama lain. Salah satu penyedianya adalah FBS CopyTrade.

Ini adalah platform dari broker internasional.

Menurut Alexandra, pihaknya memiliki pengalaman selama 12 tahun. Majalah Global Banking & Finance Review menobatkan FBS CopyTrade sebagai ‘Best Social Trading Platform Indonesia 2021.’

Sebagai fenomena digital baru, social trading menawarkan berbagai alat pintar untuk mengelola risiko dan melakukan analisis.