Covid-19 Menurun, Biaya Kredit Perbankan di Indonesia Juga Turut Melandai
Direktur Managemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan, penurunan itu sejalan dengan perbaikan kualitas kredit.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Biaya kredit perbankan di Indonesia diperkirakan semakin menurun.
Hal ini terjadi seiring dengan melandainya kasus Covid-19.
Kredit berisiko kini semakin menurun dan kondisi perekonomian juga menunjukkan peningkatan.
Jika kasus Covid-19 semakin terkendali, biaya kredit tahun depan diperkirakan kian menurun sampai akhir tahun dan tahun depan akan lebih rendah dibandingkan tahun ini .
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya mencatatkan biaya kredit 3,79% per September 2021.
Baca juga: Pengamat: Optimalkan Renegosiasi dengan Kreditur untuk Selamatkan Garuda, Pelita Air Opsi Terakhir
Itu turun dari 4,12% pada semester I 2021 lalu.
Direktur Managemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan, penurunan itu sejalan dengan perbaikan kualitas kredit.
"Pada Oktober 2021, LAR BRI tercatat 25,25% atau turun sekitar 3% dibandingkan Desember 2020 sebesar 28,26%," ungkapnya pada Kontan.co.id, Rabu (17/11).
Penurunan biaya kredit secara kuartalan itu juga sejalan dengan strategi frontloading perseroan dalam membentuk pencadangan risiko kredit.
Baca juga: Penghasilan Rp 2,7 Juta Sebulan Bisa Kredit Rumah? Berikut Caranya
Agus memperkirakan, biaya kredit sampai akhit tahun akan turun menuju kisaran 3,7%.
Tahun depan, BRI memiliki ekspektasi bahwa Covid-19 semakin terkendali dan tidak ada lagi pembatasan sosial yang tinggi sehingga ekonomi dapat tumbuh lebih baik dibandingkan tahun ini.
Dengan asumsi tersebut, restrukturisasi baru yang sempat naik karena adanya PPKM Level 4 akan mulai turun kembali akhit tahun ini dan tren itu akan bertahan hingga tahun depan.
"Sehingga, kebutuhan credit cost tahun 2022 diperkirakan bisa lebih rendah lagi," ujarnya.
Baca juga: Jubir Demokrat Deli Serdang Minta AHY Jangan Merusak Citra & Mendiskreditkan Pemerintahan Jokowi
PT Bank Permata Tbk juga memperkirakan biaya kredit tahun depan akan lebih rendah dari tahun ini.
Direktur Keungan Bank Permata Lea Kusumawijaya mengatakan, tahun ini perseroan sudah sangat prundent dalam mengantisipasi risiko kredit.
Bank Permata juga sudah menganggarkan biaya provisi atau pencadangan atas kredit bermasalah cukup besar.
Itu yang membuat biaya kredit bisa mencapai di atas 2% tahun ini.
Namun, tahun depan biaya tersebut dipekirakan akan turun jika pemuliha ekonomi sesuai ekspektasi perseroan dan aktivitas ekonomi kembali normal.
"Biaya kredit tahun depan akan turun ke level di bawah 2%," ujarnya. (Dina Mirayanti Hutauruk)