Rupiah Loyo, Hari Ini Ditutup Melemah Jadi Rp 14.244 Per Dolar AS
Mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.259 per dolar AS atau terkoreksi 0,34% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mata uang Republik Indonesia, Rupiah belum juga bisa beranjak dari keterpurukan.
Dalam beberapa hari ini masih dalam tren negatif.
Pada Rabu (17/11/2021) ini rupiah kembali jatuh dan mencatatkan pelemahan 0,17% setelah ditutup di Rp 14.244 per dolar Amerika Serikat (AS).
Setali tiga uang, pelemahan juga terjadi di kurs referensi JISDOR.
Mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.259 per dolar AS atau terkoreksi 0,34% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Baca juga: Rupiah Pagi Ini Melemah di Pasar Spot di Rp 14.240 Per Dollar
Senior Economist Samuel Sekuritas Indonesia Fikri C Permana mengungkapkan, pelemahan rupiah pada perdagangan hari ini tidak terlepas dari semakin perkasanya indeks dolar AS.
Menurutnya, pasar saat ini tengah beralih ke aset safe haven seiring semakin menguatnya kekhawatiran akan angka inflasi yang tinggi.
Salah satu pendorongnya, selain data inflasi AS yang menunjukkan kenaikan, data inflasi di Inggris juga naik menjadi 4,2% atau lebih tinggi dari konsensus.
Hal inilah yang pada akhirnya membuat dolar AS menguat dan jadi pilihan investor.
Baca juga: Pergerakan Rupiah di Spot di Jisdor Akhir Pekan Ini, Berikut Kurs Rupiah di Beberapa Bank
“Sementara untuk perdagangan besok, Kamis (18/11), rupiah masih akan berada dalam tekanan.
Indeks dolar AS kemungkinan akan kembali menguat,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Rabu (17/11).
Menurut Fikri, menguatnya indeks dolar AS esok hari akan didorong oleh rilis data inflasi di Uni Eropa yang diproyeksikan juga akan tinggi.
Hal ini akan mendorong para investor untuk menghindari aset berisiko seperti rupiah.
Baca juga: Tak Berdaya, Rupiah Ditutup Rp 14.313 Per Dolar AS Hari Ini
Selain itu, AS nanti malam juga akan merilis data ekonomi building permits yang diproyeksikan konsensus juga mengalami pertumbuhan dari bulan sebelumnya.
Jika sesuai ekspektasi atau lebih tinggi, data ini akan melengkapi konsisten tingginya data inflasi AS belakangan ini.
Oleh karena itu, Fikri memperkirakan rupiah akan berpotensi kembali mengalami pelemahan dan diperdagangkan di rentang Rp 14.160 - Rp 14.360 per dolar AS. (Hikma Dirgantara)