China Rebut Posisi Negara Terkaya di Dunia Dari Amerika Serikat
Menurut penelitian tersebut, kekayaan bersih di seluruh dunia naik menjadi US$ 514 triliun pada tahun 2020 dari US$ 156 triliun
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNWS.COM, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) kini bukanlah sebagai negara paling kaya dunia.
Negara paling kaya di dunia saat ini diduduki oleh saingan utama AS yaitu China.
Hal itu berdasarkan laporan baru yang dirilis oleh badan penelitian konsultan McKinsey & Co, total kekayaan global telah meningkat tiga kali lipat selama dua dekade terakhir.
Melansir The Strait Times, kesimpulan ini didapat McKinsey & Co setelah meneliti neraca nasional sepuluh negara yang mewakili lebih dari 60% pendapatan dunia.
Baca juga: Dalam Dua Hari, CEO Tesla Elon Musk Kehilangan Rp 717,475 Triliun, Ternyata Ini sebabnya
"Kita sekarang lebih kaya dari sebelumnya," kata Dr Jan Mischke, mitra di McKinsey Global Institute di Zurich, dalam sebuah wawancara.
Menurut penelitian tersebut, kekayaan bersih di seluruh dunia naik menjadi US$ 514 triliun pada tahun 2020 dari US$ 156 triliun pada tahun 2000.
China menyumbang hampir sepertiga dari peningkatan tersebut. Kekayaannya meroket menjadi US$ 120 triliun dari hanya US$ 7 triliun pada tahun 2000, setahun sebelum bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia, mempercepat kenaikan ekonominya.
Amerika Serikat, yang tertahan oleh kenaikan harga properti yang lebih rendah, mencatat nilai kekayaan bersihnya naik lebih dari dua kali lipat selama periode tersebut menjadi US$ 90 triliun.
Baca juga: Microsoft Sukses Menjadi Perusahaan Terkaya di Dunia
Di kedua negara tersebut, lebih dari dua pertiga kekayaan dipegang oleh 10% rumah tangga terkaya, dan nilai kekayaan mereka telah meningkat, kata laporan itu.
Seperti yang dihitung oleh McKinsey, 68% dari kekayaan bersih global disimpan di real estat.
Ada pula yang disimpan di sektor infrastruktur, mesin dan peralatan dan, kekayaan intelektual dan paten.
Laporan McKinsey menjabarkan, kenaikan tajam dalam kekayaan bersih selama dua dekade terakhir telah melampaui peningkatan produk domestik bruto (PDB) global dan telah didorong oleh kenaikan harga properti yang dipompa oleh penurunan suku bunga.
Lonjakan nilai real estat dapat membuat kepemilikan rumah tidak terjangkau bagi banyak orang dan meningkatkan risiko krisis keuangan - seperti yang melanda AS pada 2008 setelah gelembung perumahan meledak.
Baca juga: Bersumber dari Kripto, 6 Miliarder Masuk Jajaran Orang Terkaya Dunia, Ini Daftarnya
China berpotensi mengalami masalah serupa atas utang pengembang properti seperti China Evergrande Group.
Resolusi yang ideal adalah agar kekayaan dunia menemukan jalannya ke investasi yang lebih produktif yang memperluas PDB global, menurut laporan itu.
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Inilah negara paling kaya di dunia saat ini, bukan Amerika",