Dorong Pemulihan Ekonomi di Tengah Covid-19, Ini 5 Jurus Bank Indonesia
BI juga mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan alias BI 7 days reverse repo rate di level 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur BI November 2021.
Selain menahan suku bunga acuan, bank sentral juga menahan suku bunga deposit facility sebesar di level 2,75% dan suku bunga lending facility di level 4,25%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, ini sejalan dengan perlunya bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan sistem keuangan karena ketidakpastian di pasar keuangan global.
“Juga di tengah perkiraan inflasi yang rendah, serta upaya kami dalam mendukung pemulihan pertumbuhan ekonomi di tengah Covid-19,” ujar Perry, Kamis (18/11/2021).
Perry meyakinkan, selain kebijakan suku bunga tersebut, BI juga mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Dan tentu saja, untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Hal ini dilakukan oleh beberapa langkah bank sentral.
Pertama, melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar.
Baca juga: Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga di 3,5 Persen
Kedua, melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter akomodatif.
Ketiga, memperkuat kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman analisis pada kelompok bank-bank terbesar yang memiliki pangsa kredit sekitar 70% dari industri.
Keempat, mempertahankan kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS untuk merchant kategori Usaha Mikro (UMI) sebesar 0% sampai dengan 30 Juni 2022 untuk menjaga kesinambungan akseptasi dan penggunaan QRIS dengan tetap menjaga sustainabilitas industri.
Kelima, memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi serta melanjutkan sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama dengan instansi terkait.
Perry bilang, pada November dan Desember 2021 akan diselenggarakan promosi investasi dan perdagangan di Jepang, Tiongkok, Amerika Serikat (AS), Inggris, Rusia, Brunei, dan Singapura.
Baca juga: Pernyataan Bank DKI Terkait Dua Pejabatnya Terjerat Kasus Hukum
Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga di 3,5 Persen
Bank Indonesia (BI) menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan selama dua hari yakni 17 November dan 18 November 2021.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, hasil keputusan dalam rapat tersebut yakni suku bunga acuan BI atau BI 7 Days Reverse Repo Rate tetap di 3,5 persen.
"Memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 3,5 persen," ujarnya melalui video conference, Kamis (18/11/2021).
Demikian pula, lanjut Perry, suku bunga deposit facility tetap sebesar 2,75 persen dan suku bunga lending facility tetap sebesar 4,25 persen.
Baca juga: Bank Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Beberapa Formasi, Simak Persyaratannya
Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan di tengah perkiraan inflasi yang rendah.
"Selain itu, sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.
Perry menambahkan, pihaknya terus memberikan dorongan terhadap pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19.
"Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan keuangan, serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut," pungkasnya.
Baca juga: Gubernur BI: Permintaan Kredit Membaik, KPR Terus Catat Pertumbuhan Tertinggi
Permintaan Kredit Membaik, KPR Terus Catat Pertumbuhan Tertinggi
Bank Indonesia (BI) menyatakan, permintaan terhadap kredit perbankan sudah membaik dari sebelumnya terkena dampak varian delta Covid-19.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit oleh perbankan melonggar seiring dengan menurunnya persepsi risiko.
"Permintaan kredit membaik sejalan dengan meningkatnya aktivitas dunia usaha dan konsumsi sejalan dengan melonggarnya aktivitas masyarakat," ujarnya dalam video conference, Kamis (18/11/2021).
Perry menyampaikan, seluruh kelompok penggunaan kredit telah tumbuh positif, terutama kredit konsumsi dan kredit modal kerja.
Baca juga: Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga di 3,5 Persen
"Di sektor konsumsi, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terus mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 8,87 persen year on year (yoy)" katanya.
Sementara itu, dia menambahkan, pertumbuhan kredit UMKM juga meningkat menjadi sebesar 3,04 persen yoy.
"Hal ini menunjukkan berlanjutnya perbaikan di sektor riil dan dunia usaha, khususnya UMKM. Bank Indonesia akan terus melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif serta sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas di sektor keuangan untuk mendorong peningkatan kredit perbankan," pungkas Perry. (Kontan/Tribunnews.com)