Kejar Target EBT, PGN Konversi Gas untuk Transisi Menuju Energi Terbarukan
Dalam rencana panjang jangka menengah PGN berusaha menjadikan gas bumi sebagai energi bersih yang mengisi masa transisi ke EBT.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) berkomitmen mengambil peran dalam masa transisi pencapaian Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi, yang ditargetkan sebesar 23 persen pada 2025.
Direktur Utama PGN Muhamad Haryo Yunianto mengatakan, dalam rencana panjang jangka menengah PGN berusaha menjadikan gas bumi sebagai energi bersih yang mengisi masa transisi ke EBT.
"Pengembangan portofolio kami yang utama pada industri, PLN, pupuk, dan rumah tangga," kata Haryo, Rabu (18/11/2021).
Untuk meningkatkan penggunaan gas bumi pada masa transisi EBT, kata Haryo, PGN telah melakukan kajian untuk mengembangkan peyaluran gas pada industri retail.
Kemudian, konversi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara, fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter), serta sektor transportasi perairan.
Baca juga: Ini Lima Inisiatif Kilang Pertamina Internasional Menuju Transisi Energi
"Kami pada 2022 melakukan piloting implementasi pola pengembangan yang disebutkan," tutur Haryo.
Ia menyebut, PGN telah bersinergi dengan Subholding Refining dan Petrochemical Pertamina, mengkonversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas pada kilang
Baca juga: Pengamat Energi Beri Saran Terkait Sistem Anti Petir di Kilang Pertamina
"PGN yang selalu bersinergi dengan Subholding Pertamina yang lain, ini kekuatan potensi kita," ujarnya.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan menambahkan, saat ini kilang yang akan melakukan konversi BBM ke gas meliputi Kilang Balongan, Cilacap, Tubanm Balikpapan.
Baca juga: Sektor Swasta Siap Mengakselerasi Transisi Energi Indonesia
Diperkirakan total konsumsi gas untuk kilang tersebut mencapai 350 BBTUD.
"Kami akan mempersiapkan konversi minyak ke gas di Kilang Pertamina, ini untuk mendukung efisiensi Pertamina, subtitusi minyak yang tadinya mahal ke gas yang lebih terjangkau," ujar Heru.