Pupuk Indonesia Dukung Petani Terapkan Pemupukan Berimbang
PT Pupuk Indonesia (Persero) mendorong kepada seluruh petani tanah air untuk menerapkan pemupukan berimbang
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) mendorong kepada seluruh petani tanah air untuk menerapkan pemupukan berimbang dalam mendukung musim tanam.
Pemupukan berimbang ini juga dapat mengefisienkan penggunaan pupuk, tentunya selain bermanfaat untuk keberlanjutan pertanian,
Hal ini disampaikan oleh Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia, Nugroho Christijanto dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Penerapan Pupuk Berimbang bersama Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Lampung, Kamis (18/21/2021).
Baca juga: Tembakau yang Dipanen Petani Ponorogo Tak Bisa Dijual dan Dijadikan Pupuk Organik Tanaman Lain
Nugroho mengatakan bahwa sampai saat ini masih banyak petani yang menggunakan pupuk secara berlebihan atau tidak sesuai rekomendasi.
"Ini menjadi tantangan di lapangan, bagaimana kita dapat mensosialisasikan kepada petani mengenai tata cara pemupukan berimbang, agar pupuk yang dipakai efisien, tidak boros," kata Nugroho dalam keterangannya, Kamis (18/11/2021).
Nugroho mengatakan bahwa penerapan pemupukan berimbang juga dapat mendorong hasil panen yang lebih baik.
Adapun contoh formulasi pemupukan berimbang untuk komoditas padi adalah 5:3:2 dengan rincian 500 kg pupuk organik, 300 kg pupuk NPK, dan 200 kg pupuk urea.
"Kami berharap dengan penerapan pemupukan berimbang yang didukung oleh teknologi dan infrastruktur pertanian yang baik, akan dapat meningkatkan produktivitas yang berujung kepada meningkatnya pendapatan petani," katanya.
Baca juga: Pemilik Toko di Lumajang Timbun Ribuan Stok Pupuk Bersubsidi dan Jual dengan Harga Mahal
Menurut Nugroho, penerapan pemupukan berimbang menjadi solusi di tengah ketersediaan pupuk subsidi yang terbatas dan tingginya harga pupuk komersil, sehingga tidak semua petani memperoleh pupuk subsidi sesuai dengan kebutuhannya.
Hingga saat ini, masih banyak petani yang menganggap bahwa semakin banyak pupuk khususnya urea maka tanaman yang dihasilkan semakin bagus. Padahal penggunaan pupuk urea yang semakin banyak membuat kondisi lahan atau tanah menjadi tidak sehat.
Kondisi tanah yang tidak sehat dikarenakan penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang. Adapun rata-rata petani nasional menggunakan urea sebanyak 400 kg per hektar.
Baca juga: Dorong Herd Imunity, Pupuk Kaltim Gelar Vaksinasi Covid-19 di Bontang
Selain pemupukan berimbang, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani nasional juga Pupuk Indonesia memiliki program Makmur. Melalui program ini, dikatakan Nugroho, para petani dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk subsidi.
"Lewat program ini, petani dibantu memperoleh permodalan, memperoleh pupuk, benih, pestisida, mendapat kawalan teknologi, dan mendapat jaminan offtaker atau pembelian hasil panen dengan harga yang wajar, serta mendapatkan asuransi bila terjadi gagal panen," ungkap Nugroho.