Investor Harap Sabar, IHSG Diperkirakan Kembali Melemah
Berdasarkan analisa teknikal, Nico melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan diperdagangkan di kisaran 6.621 hingga 6.732.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan analisa teknikal, Nico melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah dan diperdagangkan di kisaran 6.621 hingga 6.732.
Menurutnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2021 menjadi perhatian pelaku pasar, di mana momentum pertumbuhan berlanjut menjadi harapan saat ini.
'Kemudian, surplus neraca perdagangan terus melanjutkan trennya didukung oleh beberapa kinerja harga komoditas yakni bahan bakar mineral, minyak dan lemak hewan nabati, serta besi dan baja," ujar dia melalui risetnya, Rabu (24/11/2021).
Baca juga: IHSG Diprediksi Melemah, Namun Investor Bisa Dapatkan Cuan Dari Pergerakan Sejumlah Saham
Sementara, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV 2021 masih berada pada tren pertumbuhan dengan kinerja ekspor menjadi penopang.
Nico menjelaskan, kinerja ekonomi diperkirakan meningkat pada kuartal IV 2021 didukung oleh kinerja ekspor, kenaikan belanja fiskal pemerintah, maupun peningkatan konsumsi dan investasi.
Adapun jika mengacu pada data historis, PDB kuartal III 2021 dapat dikatakan jauh lebih baik dibandingkan periode sama pada tahun lalu.
Baca juga: IHSG Hari Ini Ditutup Menguat Tipis, Investor Asing Bukukan Net Sell Rp 18,40 Miliar
Kenaikan tren ekspor juga tercermin dari sejumlah indikator seperti retail sales, consumer confidence dan consumer spending yang saat ini telah berada di atas 50.
Selain itu, impor barang bahan baku dan barang modal juga menunjukkan kenaikan dan diharapkan akan digunakan untuk berproduksi, sehingga ke depan pemulihan akan semakin membaik.
Kinerja neraca perdagangan juga tetap baik dengan surplus mencapai 5,7miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2021, tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.
Perkembangan ini, lanjut Nico, didukung oleh kinerja ekspor komoditas utama yaitu batu bara, minyak sawit mentah, serta besi dan baja.
Baca juga: IHSG Hari Ini Diprediksi Lanjutkan Penguatan
Terakhir, pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2021 mencapai kisaran 5 persen hingga 6 persen.
Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut sangat dimungkinkan, mengingat beberapa indikator perekonomian mulai mencatatkan perkembangan positif.
Pada kuartal III 2021, seluruh komponen pengeluaran PDB Indonesia tercatat positif, termasuk konsumsi rumah tangga dan investasi.
"Pada kuartal IV 2021, pemerintah optimistis pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan kembali meningkat tinggi. Hal tersebut tercermin dari indeks Keyakinan Konsumen (IKK) kembali meningkat ke zona optimis, sebesar 113,4 pada Oktober 2021," pungkas Nico.