Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ternyata Ini Penyebab Rontoknya Saham-saham Perusahaan Teknologi China dan AS

Saham-saham perusahaan teknologi AS dan China berguguran di tengah peningkatan kekhawatiran akan dampak penyebaran Omicron

Editor: Sanusi
zoom-in Ternyata Ini Penyebab Rontoknya Saham-saham Perusahaan Teknologi China dan AS
NYgo.com
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Saham-saham perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) dan China berguguran di tengah peningkatan kekhawatiran akan dampak penyebaran Covid-19 varian Omicron dan adanya sinyal dari The Fed untuk mempercepat penarikan stimulusnya.

Selain itu, penurunan itu juga didorong oleh rencana Raksasa ride-hailing China, Didi, untuk keluar dari bursa New York Stock Exchange atau delisting. Anjloknya saham-saham teknologi ini telah memukul pencapaian tertinggi pasar saham Wall Street saat ini.

Baca juga: Kantongi 75 Persen Saham, Bobby Gafur Umar Pengendali Baru Emiten Konstruksi Protech Mitra Perkasa

Tesla Inc, Netflix Inc, Nvidia Corp, Amazon.com Inc, dan pemilik Facebook yakni Meta Plaform Inc telah merosot lebih dari 10% dalam beberapa minggu terakhir yang berimbas pada penurunan kapitalisasi pasar mereka hingga beberapa ratus miliar. Meta saja telah kehilangan kapitalisasi pasar sebesar US$ 224 miliar seham sahamnya mencapai rekor pada September lalu karena sahamnya anjlok hampir 20%.

Aksi jual meningkat pada Jumat lalu, membuat NYSE FANG+ atau indeks yang mencakup saham raksasa industri teknologi turun 10% dari puncaknya. Itu merupakan pertanda tidak baik menjelang akhir tahun, musim perdagangan saham yang paling tidak likuid.

Baca juga: Food Market Hub Raih Pendanaan Seri A+ Rp 122 Miliar untuk Kembangkan Bisnis Termasuk di Indonesia

Bahkan Nvidia yang termasuk sebagai emiten berkinerja terbaik di bursa saham AS tahun ini tidak lepas dari pukulan dengan terkoreksi 4,5% akhir pekan lalu. Tesla jatuh 6,4% pada Jumat, Adobe Inc turun 8,2% dan Apple Inc turun 1,2%. Sedangkan Salesforce.com Inc turun hampir 12% pada hari Rabu lalu.

Sinyal aneh dari The Fed membuat investor bersiap untuk kenaikan suku bunga yang akan paling mempengaruhi beberapa saham paling bernilai. "Ini telah mendorong koreksi saham-saham dengan valuasi tertinggi, ekspektasi pertumbuhan, dan kebutuhan akan pendanaan pasar ekuitas," kata Ben Laidler, Ahli Strategi Pasar Global di eToro seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (5/12).

Anjloknya saham Tesla dan Nvidia sangat membebani Indeks S&P 500 dan Nasdaq 100. Pergerakan saham perusahaan yang tidak menghasilkan keuntungan bahkan lebih buruk. Rivian Automotive Inc turun sekitar 40% dari harga tertinggi sepanjang masa. Indeks Bioteknologi Nasdaq jatuh ke level terendah sejak tahun lalu pada hari Jumat dan berada di jalur untuk mengakhiri 2021 lebih rendah.

Berita Rekomendasi

Alibaba Group Holding Ltd. dan Baidu Inc anjlok karena regulator AS semakin dekat dengan delisting perusahaan-perusahaan China, membuat indeks NYSE FANG+ semakin terpuruk. Alibaba jatuh 8,2% pada hari Jumat, sementara Baidu merosot 7,8%. Tesla Inc.

Baca juga: Varian Omicron Gerus Kekayaan 10 Miliarder Dunia, dari Elon Musk hingga Warren Buffett

Pada Jumat lalu, Didi mengatakan berencana untuk delisting dari New York Stock Exchange dan bersiap untuk listing di Hong Kong. Padahal, baru lima bulan lalu perusahaan ini melakukan IPO di AS dengan mengumpulkan US$4,4 miliar.

Di tengah hingar bingar pasca IPO, pengawas keamanan siber China membidik perusahaan ini dengan meluncurkan penyelidikan atas masalah keamanan data. Didi juga berada di tengah-tengah ketegangan yang terjadi antara pemerintah AS dan China.

Posisinya semakin terhimpit dalam beberapa hari terakhir. Komisi Sekuritas dan Bursa bergerak untuk menyelesaikan rencana pada hari Kamis untuk meminta perusahaan asing yang terdaftar di AS untuk sepenuhnya membuka pembukuan mereka untuk diperiksa. Perusahaan-perusahaan itu dapat dihapus dari daftar jika otoritas AS tidak diizinkan mengakses audit selama tiga tahun berturut-turut.

Ada juga lebih banyak tekanan yang datang dari regulator China, yang dilaporkan berencana untuk melarang perusahaan go public di bursa asing melalui struktur entitas kepentingan variabel yang kontroversial seperti yang dilakukan Alibaba, JD.com, NIO, dan XPeng untuk IPO di AS.

artikel ini sudah tayang di KONTAN dengan judul Saham-saham perusahaan teknologi China dan AS berguguran, ini penyebabnya

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas