Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah Percepat Pengembangan KEK untuk Gaet Investasi

KEK diklaim membantu penciptaan lapangan kerja dan mewujudkan pemerataan ekonomi regional.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pemerintah Percepat Pengembangan KEK untuk Gaet Investasi
istimewa
Pembangunan Kawasan Industri Teluk Bintuni dengan skema KPBU. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mempercepat pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Saat ini Indonesia memiliki 19 KEK, yang terdiri dari 11 KEK industri dan delapan KEK pariwisata. Dari 11 KEK industri tersebut, sebanyak delapan diantaranya telah beroperasi.

Kedelapan KEK industri itu adalah KEK Arun Lhokseumawe, KEK Sei Mangkei, KEK Galang Batang, KEK Kendal, KEK MBTK (Maloy Batuta Trans Kalimantan), KEK Palu, KEK Bitung dan KEK Sorong.

Tahun lalu, nilai ekspor dari KEK Sei Mangkei mencapai Rp 5,18 triliun. Angka ini terus bertambah seiring dengan berlanjutnya produksi oleokimia dari kawasan tersebut.

Sedangkan KEK Palu mencatat pendapatan ekspor sebesar Rp 79,9 miliar. KEK juga diklaim membantu penciptaan lapangan kerja dan mewujudkan pemerataan ekonomi regional.

KEK Kendal misalnya, berhasil menyerap tenaga kerja terbanyak hingga mencapai 8.690 orang, diikuti KEK Galang Batang dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 4.531 orang.

Baca juga: Kawasan Industri Terlengkap JIIPE Bidik Investasi 7 Miliar Dolar AS dalam 5 Tahun

Berita Rekomendasi

"Secara keseluruhan, jumlah tenaga kerja yang telah terserap dengan hadirnya KEK-KEK telah mencapai lebih dari 27.000 orang," tutur Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Eko S.A. Cahyanto, Senin (6/12/2021).

Baca juga: Perpanjangan Masa Karantina Memukul Industri Pariwisata

Selanjutnya, tiga KEK lainnya masih dalam tahap pembangunan, yaitu KEK Batam Aero Technic (BAT), KEK Tanjung Api-api dan KEK Gresik.

"Kinerja ekspor produk yang berasal dari KEK terus berjalan dan terus meningkat. Hal ini menandakan bahwa kebijakan pemerintah masih on the right track," ungkap Eko.

Baca juga: Hingga Oktober 2021 Ekspor Mobil DFSK Tembus 1.766 Unit

Lebih lanjut, dari 19 KEK yang telah ditetapkan oleh pemerintah, terdapat total komitmen investasi sebesar Rp 92,9 triliun dan yang telah terealisasi mencapai Rp 54,6 triliun.

"Investasi terbesar diterima KEK Galang Batang dengan jumlah Rp 12,8 triliun, disusul kemudian oleh KEK Sei Mangkei sebesar Rp 5,2 triliun, dan KEK Kendal sebesar Rp 2 triliun," imbuhnya.

Nilai komitmen tersebut semakin bertambah dengan hadirnya investasi PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Industri JIIPE Gresik yang telah melaksanakan ground breaking pada 11 Oktober 2021 lalu.

Dengan nilai investasi pembangunan smelter mencapai Rp 42 triliun, PTFI melakukan pembangunan fasilitas pemurnian tembaga baru dengan desain kapasitas single line terbesar di dunia yang nantinya mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahunnya dan akan menyerap sebanyak 40 ribu tenaga kerja. 

"Namun demikian, smelter tersebut memerlukan pasokan gas yang stabil dan harga yang kompetitif yang telah disediakan oleh JIIPE sebagai pengelola kawasan industri," jelas Dirjen KPAII.

Produk sampingan berupa asam sulfat, terak tembaga, dan gypsum, akan dipakai ulang sebagai bahan baku atau bahan penolong bagi industri pupuk di kawasan industri JIIPE Gresik tersebut. 

"Artinya, seluruh alur rantai produksi akan tercipta di dalam kawasan industri JIIPE dan bermanfaat luas bagi perekonomian Gresik dan Jawa Timur hingga nasional," jelasnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas