Ekspansi SILO Berikan Efek Positif Kepada LPKR
Dia memperkirakan sampai akhir tahun 2021, pendapatan SILO mencapai Rp8,93 triliun, EBITDA Rp1,94 triliun dan laba bersih Rp674 miliar.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam publikasi risetnya, Equity Research Analyst PT Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei menyebutkan PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), memiliki potensi untuk tumbuh stabil pada tahun 2021 dan tahun 2022 karena dipengaruhi sejumlah rencana ekspansi.
“SILO berencana untuk menambah pengoperasian 2 rumah sakit baru setiap tahun serta komitmen manajemen SILO agar margin EBITDA tetap stabil di kisaran 20%-25%,” papar Jono dalam laporan risetnya seperti dikutip, Rabu (15/12/2021).
Dia memperkirakan sampai akhir tahun 2021, pendapatan SILO mencapai Rp8,93 triliun, EBITDA Rp1,94 triliun dan laba bersih Rp674 miliar.
Baca juga: Masuk Indeks MSCI Small Cap, John Riady Berharap Kontribusi Siloam Hospitals Semakin Signifikan
Adapun pada tahun 2022, kinerja SILO diprediksi cenderung tumbuh dengan pendapatan Rp9,56 triliun, EBITDA Rp2,09 triliun dan laba bersih Rp754 miliar.
Rencana SILO mendorong transformasi digital juga berperan penting dalam pertumbuhan kinerja perusahaan.
SILO telah melakukan investasi strategis di Prixa.ai, sebuah platform bantuan medis Artificial Intelligence (AI), yang mengaplikasikan teknologi diagnostik yang terhubung dengan aplikasi Peduli Lindungi.
Teknologi ini dapat digunakan untuk merampingkan proses rujukan pasien dan menjadi alat yang berharga untuk membantu dokter dalam membuat diagnosis yang akurat dan efisien.
Baca juga: Jadi Syarat Tes SKD CPNS 2021, Ini Harga Tes RT PCR di RS Siloam hingga Kimia Farma
Selain itu, SILO juga terus mengembangkan MySiloam dan website perusahaan sebagai rencana transformasi digital.
Saat ini, sekitar 8% pengguna MySiloam adalah pasien baru dan sekitar 10% dari total kunjungan rawat jalan dikelola melalui MySiloam.
Pertumbuhan kinerja SILO tentunya berdampak positif terhadap LPKR sebagai induk usaha.
LPKR merupakan pemegang saham utama SILO dengan kepemilikan 55,4% saham per 3 Agustus 2021.
Baca juga: Sempat Jadi Sorotan, RS Siloam Jelaskan Nasib Satpam dalam Video Viral Penganiayaan Perawatnya
Komisaris Utama SILO sekaligus CEO LPKR John Riady mengatakan bahwa LPKR melalui SILO berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia.
"Industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia. Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi. LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi untuk mewujudkan misi kami yaitu memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia," tegasnya.
Saat ini, SILO mengelola dan mengoperasikan 40 rumah sakit, terdiri dari 14 rumah sakit di wilayah Jabodetabek dan 26 rumah sakit yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.