Pengamat Don Enciety: Perlu Langkah Konkret ISP untuk Dukung Pembelajaran Jarak Jauh
Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Tantangan berat dihadapi dunia pendidikan di Indonesia. Ini menyusul belum berakhirnya pandemi covid-19 yang kini telah memasuki tahun kedua.
Hal tersebut diungkapkan General Manager Enciety Business Consult Don Enciety dalam rilis yang diterima Tribunnews pada Selasa (14/12/2021).
Tak hanya itu saja, menurutnya pandemi Covid-19 juga telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan yang sangat bergantung pada teknologi.
Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan.
"Hingga sekarang, pembelajaran tatap muka atau luring (luar jaringan) belum bisa dilakukan. Sekolah-sekolah masih menerapkan pembelajaran daring (dalam jaringan) alias online. Konsekuensinya, kebutuhan akses internet di rumah tangga sebagai penunjang pembelajaran jarak jauh harus terpenuhi," ujar Don Enciety.
Perlu diketahui, jumlah siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang diperkirakan terdampak pandemi Covid-19 cukup besar. "Untuk Sekolah Dasar (SD) sebanyak 25 juta, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 10 juta, dan Sekolah Menengah Atas/Kejuaruan (SMA/SMK) sebanyak 10 juta," ujarnya.
Fakta yang tak bisa dipungkiri, tambah Don Enciety, banyak siswa yang belum bisa mengakses internet dengan mudah. Seperti yang dialami anak-anak yang tinggal di daerah terpencil maupun pulau terluar. Di mana infrastruktur untuk mendapatkan koneksi internet cepat sampai sekarang belum tersedia.
Kondisi tersebut tentu sangat memprihatinkan. Mengingat pendidikan merupakan hal bagi seluruh warga negara. Hal itu seperti diamanahkan dalam konstitusi yang tertuang dalam pasal 31 UUD 45:
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Pembelajaran Tatap Muka
Menurut Don Enciety dalam kurun waktu terakhir, wacana melakukan pembelajaran tatap muka mulai menyeruak. Pembelajaran tatap muka rencananya dilaksanakan pada Juli 2021.
Hal itu telah disepakati dan diputuskan pemerintah seiring dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
SKB Empat Menteri tersebut ditandatangani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Kesehatan Budi G Sadikin.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan dengan diselenggarakannya pembelajaran tatap muka, para peserta didik diharapkan bisa memperoleh layanan pendidikan yang lebih optimal.
Rencana pembelajaran tatap muka itu disambut pro dan kontra. Namun berkaca dari hasil survei Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyebutkan, 85,5 persen orang tua khawatir jika sekolah dibuka kembali. Sementara yang tidak khawatir hanya 14,5 persen.
"Survei tersebut juga menyebutkan 72,2 persen yang menginginkan atau setuju pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilanjutkan Kembali. Untuk mereka yang tidak setuju PJJ hanya 27,8 persen," ujar Don Enciety.
Di sisi lain, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus memperbesar dukungan mitra swasta guna menyukseskan PJJ dengan memanfaatkan platform teknologi selama masa pandemi covid-19.
Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menyebut, anggaran subsidi kuota gratis selama bulan Maret-Mei 2021 sebesar Rp 2,6 triliun untuk terus mendukung PJJ.
"Anggaran sebesar ini tentu belumlah cukup untuk menjawab persoalan akses internet untuk menunjang PJJ tersebut di seluruh wilayah Tanah Air," ujarnya.
Don Enciety mengungkapkan, kinerja yang telah dilaksanakan Kemendikbud tersebut memang pantas diapresiasi. Begitu pula dengan dukungan sektor swasta dalam merespons arahan Presiden untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah selama masa pandemi, juga pantas diapresiasi.
"Selain Indosat, Telkomsel, dan XL Axiata, Tri Indonesia, Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbud juga mencatat dukungan Telkom dalam penyediaan layanan internet untuk mengakses berbagai aplikasi maupun situs pembelajaran," ujarnya.
Dukungan ini dimaksudkan agar para pelajar dan pendidik dapat terus produktif di masa darurat Covid-19. Di antara Internet Service Provider (ISP) Fixed Broadband, ada beberapa provider yang menawarkan paket untuk kalangan dunia pendidikan.
Don Enciety menjabarkan, berdasarkan desk research enciety Business Consult (eBC), IndiHome, First Media dan MNC Play memiliki dan menawarkan program atau paket untuk pelajar dan guru.
Bagi seluruh insan di dunia pendidikan Indonesia, IndiHome mempersembahkan Paket Guru dan Pelajar untuk mendukung segala aktivitas belajar dan mengajar online hingga saat ini masih terus berlangsung.
Dengan dilengkapi koneksi internet cepat, tentunya akan memperlancar kegiatan para guru, dosen, pelajar, dan mahasiswa selama di rumah.
IndiHome juga memberikan bebas akses aplikasi IndiHome Study untuk mendapatkan materi mata pelajaran, soal latihan dan try out, video pendidikan, serta konten edukatif lainnya.
Paket Paket Guru dan Pelajar ini dapat diakses oleh pengguna di seluruh Indonesia, termasuk wilayah seperti Papua, Suku Baduy Luar, Pulau Rote, Manokwari Selatan, dan lain sebagainya.
Dengan jangkauan layanan di seluruh wilayah Indonesia, persembahan IndiHome ini akan mampu dinikmati lebih banyak guru dan pelajar di Tanah Air.
First Media juga pernah memberikan program CSR First Media Peduli Guru bagi pengajar atau pendidik, kepala sekolah hingga staf yang bekerja di instansi pendidikan, dari 30 Januari hingga 31 Maret 2021 lalu.
Sedangkan MNC Play dalam sebuah kegiatan CSR edukasi “Live and Play Webinar” edisi Pembelajaran Jarak Jauh pada tahun 2020 lalu, pernah menghadirkan promo menarik yang bisa didapatkan orang tua peserta webinar dan guru. (*)