Melalui Program Kerja Magang Kampus Merdeka, 4 Mahasiswa ITI Improvement di Industri Alat Berat
Program ini dinilai berhasil dan menjadi indikator keberhasilan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) , khusunya kerja magang di industri.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Revitalisasi industri alat berat melalui program link and match antara Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia (ITI) Tangerang Selatan dan PT. Komatsu Indonesia.
Program ini dinilai berhasil dan menjadi indikator keberhasilan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) , khusunya kerja magang di industri.
Ketua Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia (ITI) Jones Victor Tuapetel ST, MT, Ph.D, IPM mengatakan Program MBKM khususnya kerja magang membawa manfaat untuk kedua belah pihak.
Baca juga: Pasar Alat Berat Masih Punya Potensi Besar di Tahun 2022
"Manfaatnya dirasakan baik oleh pihak industri maupun perguruan tinggi," kata Jones Victor Tuapetel saat penutupan program magang semester genap 2020/2021 di Tegal, Jawa Tengah, Senin (20/12/2021).
Wakil Rektor Bidang Akademik, Penelitian dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Indonesia Prof. Dr. Ir. Dwita Suastiyanti MSi, IPM menyatakan kegiatan tersebut sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka MBKM yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
"Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia ITI melalui kerja sama dengan PT Komatsu Indonesia mengirim empat orang mahasiswa untuk melaksanakan kerja magang pada tanggal 5 April 2021. Kerja sama ini terjalin atas kerja sama yang baik antara Institut Teknologi Indonesia dengan Ikatan Alumni Mesin - ITI (IAM -ITI)," ujar Dwita Suastiyanti.
Empat mahasiswa itu adalah Asep Firmansyah, Reza Nurrohman, Indra Wira Widyadhana dan Ismail Nur Fahmi.
Para mahasiswa melakukan kerja magang selama 1 semester, terhitung dari April sampai dengan Oktober 2021.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Komatsu Indonesia, Ir. Pratjojo Dewo MSc, menyampaikan bahwa program magang di PT Komatsu Indonesia terdiri dari dua tahap.
"Tahap pertama, selama dua bulan mahasiswa diperkenalkan pada budaya kerja industri manufaktur alat berat (Pembelajaran Monozukuri) melalui class activity dan kunjungan lapangan (plant tour) di PT. Komatsu Indonesia," katanya.
Kemudian dilanjutkan dengan penempatan selama empat bulan di beberapa pemasok PT. Komatsu Indonesia yang berlokasi di daerah Tegal (PT. Milako Teknik Mandiri, PT. Japra Mandiri, PT. Prima Karya dan PT. Intan Pratama Jaya).
Baca juga: Pasar Alat Berat Masih Punya Potensi Besar di Tahun 2022
"Para mahasiswa ditempatkan untuk melakukan improvement di bidang Safety, Quality, Delivery and Cost (SLQDC)," ujarnya.
Selama magang, para peserta menemukan beberapa defect pada proses manufaktur yang menurunkan SLQDC. Mereka juga berhasil memperoleh solusinya sehingga terjadi improvement SLQDC.
Asep Firmansyah berhasil menurunkan defect pada proses painting dan welding sampai dengan level 0 di PT Japra Mandiri.
Sedangkan Reza Nurrohman berhasil mengidentifikasi alat bantu yang diperlukan untuk proses manufaktur di PT. Milako Teknik Mandiri.
Mahasiswa lainnya, Indra Wira Widyadhana berhasil membuat alat bantu (jig) untuk menggaransi dimensi produk sesuai standar di PT. Intan Pratama Jaya.
Sementara itu, Ismail Nur Fahmi berhasil memperbaiki tata kelola manajemen drawing, control board dan mal copy cutting di PT. Prima Karya.
Rektor Institut Teknologi Indonesia (ITI) Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar IPU menyampaikan bahwa dengan keberhasilan para peserta magang melakukan improvement, terbukti bahwa program MBKM khususnya kerja magang, sukses menjadi program link and match antara perguruan tinggi dan industri.
"Dengan terealisasinya link and match ini, para lulusan perguruan tinggi siap beradaptasi dengan dunia kerja, juga terjadi peningkatan kompetensi dan siap melahirkan pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian," kata Rektor ITI.
Beliau menambahkan bahwa penilaian program magang dapat dikonversikan ke dalam 20 SKS mata kuliah sehingga program magang tidak akan memperpanjang masa studi mahasiswa.
"Indikator keberhasilan lainnya adalah salah satu peserta magang, Asep Firmansyah sejak November 2021 berhasil direkrut menjadi karyawan Asia Development Center di PT. Komatsu Indonesia. Asep direkrut setelah melewati beberapa proses rekrutmen dan penilaian kinerja yang baik selama magang," ujarnya.
"Mengingat Asep sudah berhasil beradaptasi dengan lingkungan kerja di PT. Komatsu Indonesia. Harapan dari para pemasok adalah agar program ini dapat menjadi program yang berkelanjutan agar secara terus menerus terjadi improvement di bidang SLQDC," tambahnya.
Di sisi lain, Direktur PT. Japra Mandiri (salah satu pemasok PT. Komatsu Indonesia) Aris Munandar mengatakan, program tersebut membawa manfaat untuk mitra karena ditemukannya solusi pemecahan masalah proses manufaktur oleh peserta magang.