Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Cara Wilmar Dorong Petani Kelapa Sawit Meningkatkan Produktivitas Tandan Buah Segar

Pupuk Mahkota, Wilmar Group, tengah fokus mengampanyekan pemanfaatan pupuk berimbang kepada petani kelapa sawit mitra perusahaan dan distributor.

Penulis: Sanusi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Cara Wilmar Dorong Petani Kelapa Sawit Meningkatkan Produktivitas Tandan Buah Segar
TRIBUNNEWS/Jeprima
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pupuk Mahkota, Wilmar Group, tengah fokus mengampanyekan pemanfaatan pupuk berimbang kepada petani kelapa sawit mitra perusahaan dan distributor.

Langkah tersebut dilakukan untuk membantu mereka meningkatkan produktivitas tandan buah segar (TBS) di tengah penurunan produksi.

Langkah nyata telah dilakukan oleh Tim Pupuk Mahkota melalui program pelatihan agronomi, pengambilan kesatuan contoh daun dan tanah sehingga diketahui kebutuhan pupuknya sesuai soil site specific location.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk pendampingan dan pelayanan purna jual dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian.

Baca juga: Wilmar Kembangkan Panduan Praktis Pengelolaan Kawasan Konservasi

Head of Agronomy and Technical Support Department PT Wilmar Chemical Indonesia Syaiful Bahri Panjaitan menjelaskan, proporsi kandungan pupuk perlu dijaga untuk mengurangi potensi penurunan produksi yang lebih dalam di tengah musim hujan.

Risiko penurunan produksi akan lebih tinggi jika tanaman kelapa sawit dipupuk seadanya.

Berita Rekomendasi

“Pada semester pertama tahun ini produksi TBS diperkirakan masih turun,” kata dia.

Pengurangan penggunaan pupuk masih ditolerir selama tidak lebih dari 20-30 persen dari total kebutuhan.

'Jika lebih dari itu, maka akan berimbas terhadap penurunan produksi.

Untuk itu, pihaknya menyarankan petani agar menggunakan pupuk majemuk (NPK) untuk memenuhi kebutuhan tanaman.

Syaiful menambahkan, penurunan produksi jumlah tandan pohon sawit belum terlalu kentara. Namun, penurunan yang signifikan diramalkan terjadi pada volume produksi TBS.

Hal itu sebagai dampak berlanjutnya musim hujan yang terjadi sejak 2021.

Selain itu, penurunan produksi juga diduga karena perilaku petani yang mengurangi penggunaan pupuk akibat kenaikan harga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas