Jokowi Sebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung Beroperasi Juni 2023, Pembangunannya Sudah 79,9 Persen
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 79,9 persen
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 79,9 persen. Jokowi berharap pada akhir tahun ini, kereta cepat dapat segera diuji coba.
"Kemudian pada bulan Juni 2023 bisa kita operasionalkan," kata Jokowi di pintu masuk terowongan 2 Kereta Cepat di Puwakarta, Jawa-Barat, Senin, (17/1/2021).
Jokowi berharap dengan segera rampungnya proyek kereta cepat tersebut dapat mengurangi kemacetan dari Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya. Selain itu dengan rampungnya proyek Kereta Cepat maka mobilitas orang dan barang semakin cepat pula.
Baca juga: Viral Tiang Rel Kereta Cepat Roboh Menimpa Ekskavator, KCIC Langsung Bertindak
"Kita harapkan ini menjadi sebuah daya saing yang baik bagi negara kita," katanya.
Presiden mengungkapkan alasannya meninjau pembangunan Kereta Cepat di Terowongan 2 yang berada di Purwakarta. Menurut presiden progres pembangunan kereta cepat di wilayah tersebut terbilang lambat karena adanya masalah teknis.
"Utamanya di terowongan 2 yang memang di sini ada masalah yang harus kita selesaikan, masalah teknis yang harus kita selesaikan tapi tadi dari keterangan di lapangan, Dirut KCIC, juga dari pak Menkomarinvest, juga dari kementerian PUPR bahwa terowongan yang ke-2 ini memang berjalannya agak lambat karena jenis tanah yang ada di sini memang memerlukan kerja yang penuh kehati-hatian," pungkasnya.
Turut hadir mendampingi Presiden saat meninjau proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan lainnya.
KCIC Libatkan Ahli dari Tiongkok dan ITB
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan pengerjaan terowongan Tunnel 2 proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB), yang kondisi tanahnya labil telah melibatkan para ahli.
Direktur KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, titik konstruksi Tunnel 2 merupakan salah satu titik konstruksi dengan tantangan geografis yang tinggi dalam proyek KCJB karena lokasinya berada di area clay shale.
"Area clay shale merupakan jenis tanah dengan karakteristik yang mudah lapuk apabila terekspos saat penggalian berlangsung," papar Dwiyana dalam keterangannya, Kamis (13/1/2022).
Baca juga: Lakukan Perawatan, Operasional KCJB Akan Dilengkapi Kereta Ukur
Menurutnya, kondisi tanah yang memiliki potensi menimbulkan pergerakan konstruksi timbunan, maupun konstruksi jalan yang terdapat di atasnya, sehingga proses pembangunan tunnel harus dilakukan dengan berhati-hati dan seksama.
Dalam penanganan Tunnel 2, kata Dwiyana, terjadi transfer teknologi antara tenaga ahli tunnel dan grouting dari Tiongkok dengan tenaga ahli lokal yakni dari ITB.
"Para ahli dari Tiongkok dan ITB tersebut akan dimaksimalkan untuk transfer knowledge kepada seluruh pekerja KCJB di titik konstruksi tersebut," papar Dwiyana.
Ia menyebut, tenaga ahli berpengalaman tersebut didatangkan untuk membantu bagian permukaan terowongan, karena sangat menguasai metode grouting yang selama ini dipakai untuk mengerjakan beberapa proyek terowongan KCJB.
Berkat kolaborasi yang terjadi, kata Dwiyana, tantangan geografis di Tunnel 2 bisa diatasi, di mana saat ini proses pengerjaan berangsur membaik dan pengerjaan bisa mencapai 1,2 meter hingga 3 meter per hari.
"Kami berupaya optimal agar pembangunan Tunnel 2 ini berjalan lancar, memiliki kualitas baik, aman serta dapat selesai sesuai dengan target yang direncanakan,” tuturnya.
"Dengan transfer knowledge dari keterlibatan para ahli tadi, diharapkan dapat membantu upaya percepatan pembangunan KCJB dengan standar konstruksi kereta cepat,” sambung Dwiyana.
Baca juga: Kereta Cepat Jakarta Bandung Disebut Proyek Nanggung, KCIC dan Gubernur Jabar pun Buka Suara
KCJB Dinilai Membuat Indonesia Memiliki Daya Saing di Mata Dunia
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dinilai dapat menjadi modal untuk Indonesia dalam meningkatkan daya saing di dunia.
Pasalnya KCJB ini nantinya akan terintegrasi dengan light rail transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT) di DKI Jakarta sehingga masyarakat dapat menikmati perjalanan dengan waktu tempuh yang lebih cepat dan efisien.
Selain itu, kereta cepat Jakarta-Bandung juga menjadi ikon kebanggan Indonesia karena menjadi yang pertama di kawasan Asia Tenggara.
Hal ini secara tidak langsung menjadi magnet bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah, mengatakan ada banyak pembangunan infrastruktur baru yang dilakukan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: KCIC Klaim Kereta Cepat Tak Bising dan Berdesain Muatan Lokal
"Manfaat dari pembangunan itu, kata dia, dirasakan masyarakat setelah beberapa lama dibangun dan dioperasikan," ujar Piter, Kamis (21/10/2021).
Piter juga menyebutkan, dengan adanya kereta cepat seperti juga jalan tol maka ada kemudahan yang bisa berdampak baik untuk ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Kemudian Ia juga menilai, dengan harga tiket KCJB antara Rp 250.000-Rp 350.000 dan perjalanan sekitar 30 menit sampai dengan 40 menit layanan ini akan meningkatkan efisiensi investor dan pelaku usaha.
"Kereta api cepat akan jadi alternatif transportasi yang lebih cepat dan efisien bagi para pelaku bisnis. Proyek ini memang digagas untuk meningkatkan efisiensi bisnis," ujar Piter.
Dalam pembangunan KCJB, PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan menyiapkan kereta penghubung antara Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung, sehingga penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung tak perlu bermacet-macetan menuju pusat Kota Kembang.
Selain itu, kereta cepat juga akan diintegrasikan dengan LRT di Stasiun Halim. Di mana nantinya melalui stasiun ini kereta cepat akan membuka koridor hunian baru, seperti di Karawang, untuk kaum millenial yang perlu perumahan murah namun dengan akses yang bagus ke pusat kota.