Erick Thohir Beberkan Penyebab Mahalnya Tiket Pesawat Garuda Indonesia
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali menyinggung permasalahan yang dialami maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali menyinggung permasalahan yang dialami maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia.
Hal yang disinggung Erick yakni terkait penyewaan armada pesawat Garuda Indonesia kepada lessor yang dinilainya sangat ugal-ugalan.
Seperti diketahui, harga sewa pesawat Garuda Indonesia tercatat sangat mahal jika dibandingkan dengan harga sewa pesawat maskapai penerbangan lain pada umumnya.
Baca juga: Baru 4 Lessor Setujui Restrukturisasi Utang, Garuda Terus Nego Dengan Lessor dan Kreditur Lainnya
Tingginya harga sewa pesawat Garuda Indonesia dengan lessor, dikarenakan negosiasi yang ugal-ugalan oleh Direktur Perseroan di masa lalu.
Ditambah lagi, penyewaan pesawat Garuda Indonesia dengan lessor dinilai asal-asalan. Yaitu tidak memperhitungkan rute-rute yang dilayani Perseroan.
"Garuda Indonesia tidak mungkin membeli (atau menyewa) pesawat tanpa ada bisnis plan, tanpa ada hitung-hitungan rute," ucap Erick saat menghadiri Kuliah Umum di Unika Atmajaya Jakarta, Rabu (26/1/2022).
"Garuda Indonesia (akhirnya) membayar lessor termahal di dunia, sampai 28 persen lebih jika dibandingkan lessor airlines lain," sambungnya.
Erick pun mengungkapkan, permasalahan tersebut menjadikan arus kas keuangan maskapai berkode saham GIAA ini menjadi tidak efisien.
Sehingga kini Perseroan sedang mengalami kondisi krisis.
Tak cuma berpengaruh terhadap kondisi internal perusahaan, hal ini juga berdampak kepada masyarakat.
Yaitu, tiket penerbangan penumpang maskapai pelat merah ini menjadi semakin mahal.
Baca juga: Erick Thohir: Negara Hadir Selamatkan Polis Nasabah Jiwasraya
"Karena itu tadi (kondisi keuangan yang negatif) Garuda jadi rugi, dan impact-nya ke rakyat. Impact-nya apa? tiket mahal," papar Erick.
Untuk itu saat ini Kementerian BUMN sedang melakukan transformasi besar-besaran di Garuda Indonesia.
Mulai dari memetakan bisnis yang bagus untuk GIAA, hingga restrukturisasi utang kepada lessor.