Harga Minyak Dunia Diprediksi Bisa Tembus 100 Dolar AS Per Barel
Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, harga minyak dunia kembali bergerak menguat pada perdagangan akhir pekan kemarin.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, harga minyak dunia kembali bergerak menguat pada perdagangan akhir pekan kemarin.
Harga minyak memperpanjang kenaikan tajam di sesi sebelumnya karena cuaca dingin melanda sebagian besar wilayah Amerika Serikat, mengancam akan mengganggu pasokan minyak lebih lanjut.
Minyak mentah Brent naik 34 sen ke harga 91,45 dolar Amerika Serikat (AS) per barel, West Texas Intermediate AS naik 46 sen ke harga 90,73 dolar AS per barel atau menetap di atas 90 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 6 Oktober 2014.
Baca juga: Minyak Goreng Masih Langka, Anggota DPR: Mendag Jangan Buang Badan
"Kedua tolok ukur menuju kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut," ujar Hans melalui risetnya, Senin (7/2/2022).
Lebih lanjut, dia merincikan, bahwa badai musim dingin yang dahsyat menyapu AS bagian Tengah dan Timur Laut, di mana itu membawa salju dan es yang lebat.
Hal ini membuat perjalanan menjadi berbahaya, melumpuhkan ribuan listrik dan menutup sekolah-sekolah di beberapa negara bagian.
Sementara, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia atau dikenal sebagai OPEC +, sepakat pada awal pekan ini untuk tetap mempertahankan kenaikan moderat sebesar 400.000 barel per hari (bph) dalam produksi minyak.
Baca juga: PKS Minta Pemerintah Bentuk Tim Pengawas Lawan Kartel Minyak Goreng
Aliansi tersebut menyatakan telah berjuang untuk memenuhi target yang ada dan meskipun ada tekanan dari konsumen untuk meningkatkan produksi lebih cepat.
"Dengan prospek kenaikan permintaan, risiko geopolitik di Ukraina dan hanya peningkatan bertahap produksi oleh OPEC +, harga diperkirakan akan menuju 100 dolar AS per barel," pungkas Hans.