Kedepankan Aspek Keberlanjutan, Pertamina Geothermal Perkuat ESG
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto mengatakan, PGE berkomitmen tinggi menjaga keberlanjutan lingkungan
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertamina Geothermal Energy (PGE) melakukan pembenahan untuk mewujudkan visinya menjadi World Class Green Energy Company.
Untuk mewujudkan visinya tersebut, PGE mengedepankan aspek keberlanjutan (sustainability) dengan memperkuat posisinya dalam penerapan prinsip atau kerangka kerja (framework) Environmental, Social, dan Governance (ESG) dalam seluruh kegiatan usahanya.
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto mengatakan, PGE berkomitmen tinggi menjaga keberlanjutan lingkungan, berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian nasional dan daerah, serta pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik.
Baca juga: Komitmen Pertamina Jalankan Investasi Produktif dan Menguntungkan Negara
“Bisnis panas bumi merupakan bisnis yang memiliki orientasi jangka panjang dengan menghasilkan energi terbarukan yang ramah lingkungan,” ujar Ahmad dalam keterangannya, Senin (7/2/2022).
Menurutnya, seiring dengan perubahan iklim global, pilihan untuk menggunakan energi bersih yang terbarukan menjadi suatu prioritas, dan dalam menjaga keberlanjutannya sangat perlu untuk menerapkan prinsip atau kerangka kerja (framework) ESG.
Di level pemerintahan, sebagai bagian dari masyarakat dunia, Indonesia saat ini juga tengah bekerja keras menurunkan emisi gas kaca (GRK).
Pemerintah pun merevisi target pengurangan emisi gas rumah kaca-dengan upaya sendiri-yang tercantum dalam Nationally Determined Contribution (NDC) dari 26 persen menjadi 29 persen pada 2030, salah satu tumpuannya adalah di sektor energi melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT) termasuk di dalamnya panas bumi.
Ahmad menyebut, saat ini dalam wilayah kerja panas bumi PGE telah memiliki kapasitas terpasang panas bumi sebesar 1.877 MW, yang terdiri dari 672 MW yang dioperasikan sendiri oleh PGE dan 1.205 melalui kontrak operasi bersama.
"Kapasitas terpasang tersebut berpotensi menerangi sekitar 2,1 juta rumah. Konversi energi hijau tersebut memiliki potensi pengurangan emisi karbon sekitar 9,7 juta ton CO2e per tahun," paparnya.
Baca juga: Hingga Januari 2022 Pertashop Pertamina Telah Mencapai 4.311 Unit di Seluruh Indonesia
Pengembangan keanekaragaman hayati (biodiversity) yang berkearifan lokal juga menjadi fokus PGE di setiap area operasinya, salah satu pengembangan biodiversity yang telah menjadi benchmark nasional adalah Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) di Area Kamojang, Garut, Jawa Barat.
Selain itu PGE juga melakukan konservasi bunga krisan dan kera yaki di Area Lahendong, Sulawesi Utara, dan budidaya kambing saburai di Area Ulubelu, Lampung.
“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, tumbuh bersama masyarakat dan lingkungan menjadi tema yang memperkuat komitmen perusahaan pada lingkungan dan masyarakat sekitar, sekaligus sebagai bentuk dukungan dalam pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia” kata Ahmad.