APTI: Tembakau Bukan Hanya Komoditi Pertanian Tapi Juga Memberdayakan Masyarakat
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Soeseno mengatakan tembakau bukan hanya jadi sebuah komoditi pertanian namun berhasil berdayakan masyarakat
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Soeseno mengatakan tembakau bukan hanya menjadi sebuah komoditi pertanian namun berhasil memberdayakan masyarakat.
Menurutnya, lebih jauh lagi tembakau juga menjadi kontributor utama pembangunan sebuah daerah seperti Medan lewat Tembakau Deli dan Jember melalui Tembakau Besuki Na Oogst.
"Saya adalah generasi yang tumbuh, besar dan menjadi bagian dari tembakau sejak kecil. Tembakau adalah sumber pendapatan utama, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di Jember,” ucap Soeseno dalam diskusi bertajuk Tobacco is Our Legacy, Rabu (9/2/2022).
Baca juga: Kenaikan Tarif Cukai Disebut Bisa Memperburuk Industri Hasil Tembakau di Tanah Air
“Bahkan, tembakau kualitas terbaik Jember seperti tembakau kasturi diekspor ke Jepang dan Eropa menjadi bahan utama cigar," sambungnya.
Soeseno menekankan bahwa tembakau menjadi satu-satunya harapan, penopang ekonomi masyarakat Jember.
Tembakau pun berhasil mengangkat derajat para perempuan menjadi sosok yang mandiri.
"Tembakau membuka lapangan pekerjaan dan memandirikan para perempuan dengan latarbelakang pendidikan minim, yang selama ini tidak diprioritaskan industri lain,” ujarnya.
Tembakau adalah sektor industri yang menerima para perempuan tanpa melihat atau menilai ijazah, kemampuan baca dan tulis.
“Mereka diterima sebagai pekerja yang mandiri dan mendapatkan penghasilan cukup dengan kemampuan sortasi (kemampuan memilah tembakau),” jelas Soeseno.
Baca juga: Misbakhun: RPJMN 2020-2024 Diskriminatif terhadap Sektor Pertembakauan
Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Hananto Wibisono menyampaikan apresiasinya atas kehadiran dan antusiasme kawula muda yang mengikuti diskusi secara aktif.
"Dialog dua arah dari kawula muda ini menunjukkan bahwa keingintahuan mereka cukup besar terhadap tembakau. Saya sangat mengapresiasi antusiasme generasi muda yang ingin menggali pengetahuan mereka," ungkapnya.
Proses diskusi dari awal hingga akhir dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.