Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ancaman Perang Rusia-Ukraina Bikin Harga Minyak Naik ke 100 Dolar AS

pelaku pasar bakal mengalihkan uangnya ke aset aman, sehingga dolar Amerika Serikat (AS), emas, yen Jepang, franc Swiss bisa menguat. 

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Ancaman Perang Rusia-Ukraina Bikin Harga Minyak Naik ke 100 Dolar AS
Finance and Markets
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik geopolitik di Eropa Timur yang melibatkan Rusia dan Ukraina, serta beberapa negara NATO berpotensi menimbulkan perang. 

Diperkirakan, perang akan pecah di pertengahan bulan ini atau tepatnya pada 15 Februari 2022 ini. 

Pengamat keuangan Ariston Tjendra mengatakan, jika perang Rusia-Ukraina benar-benar terjadi, maka kekhawatiran pasar meningkat karena perang ini bisa melibatkan banyak negara dan menganggu pemulihan ekonomi global. 

Menurutnya, pelaku pasar bakal mengalihkan uangnya ke aset aman, sehingga dolar Amerika Serikat (AS), emas, yen Jepang, franc Swiss bisa menguat. 

"Sementara, harga aset-aset berisiko yakni indeks saham bisa terkoreksi. Kemudian, harga minyak mentah berpotensi naik juga karena perang bisa menganggu suplai dan distribusi minyak mentah, angka 100 dolar AS per barel bisa tercapai," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Jumat (11/2/2022). 

Baca juga: Makin Panas, Militer Rusia Kepung Ukraina dari Darat dan Laut, AS Enggan Terlibat Konflik Terbuka

Di sisi lain, memang terlihat bahwa negara Eropa Barat tidak menginginkan dukungan konfrontasi militer terhadap Rusia, dan sebisa mungkin mencegah perang itu terjadi. 

Berita Rekomendasi

Sebab, beberapa negara di Eropa Barat, di antaranya Jerman memiliki ketergantungan sumber daya energi terhadap Rusia. 

Baca juga: Rusia Gelar Latihan Militer di Belarus dan Laut Hitam, Inggris: Momen Paling Berbahaya

"Namun kalaupun adanya dukungan Eropa Barat, yang tergabung juga dalam aliansi NATO, pasti akan membantu. Bisa langsung ataupun tidak langsung melalui sanksi-sanksi ekonomi," kata Ariston. 

Baca juga: Bertemu di Berlin, Rusia dan Ukraina Gagal Mencapai Kesepakatan

Sementara itu, ketika pertanyaan siapa dapat untung dari perang ini muncul, tentu Negeri Beruang Merah akan menang banyak. 

Hal ini dikarenakan kemungkinan besar jika Rusia jadi melakukan invasi ke Ukraina, mereka akan memenangkan perang tersebut. 

Selain mendapatkan sebagian wilayah Ukraina, Rusia juga mendapat untung dari naiknya harga minyak dunia, di mana sebagai satu di antara produsen terbesar dunia. 

"Pihak diuntungkan pastinya Rusia karena Rusia yang menginisiasi, buat apa Rusia memulai, kalau merasa tidak diuntungkan. Mungkin Rusia meminta deal-deal sebagai imbal hasil dari tidak menyerang Ukraina ke negara-negara Barat," pungkas Ariston.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas