Sektor Makanan dan Penyegar Topang Profit UNVR Rp 5,7 Triliun
Unilever menyatakan berhasil mencatat penjualan bersih sebesar Rp39,5 triliun, dengan membukukan untung bersih sebanyak Rp 5,7 Triliun
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kategori makanan dan penyegar menjadi segmen penopang utama pada kinerja Unilever Indonesia (UNVR).
Perseroan tersebut, membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 1,4 persen di tahun 2021 dengan untung bersih (profit) Rp 5.7 triliun
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Ira Noviarti melalui rilis resmi kinerja perseroan tahun buku 2021 menjelaskan terkait strategi diversifikasi merek, dan penentuan harga yang menyasar pasar konsumen menengah.
Baca juga: Restrukturisasi Besar-besaran, Unilever akan Pangkas 1.500 Karyawannya di Seluruh Dunia ?
Misalnya, Perseroan memberikan konsumen opsi produk unggulan Unilever pada tingkatan harga yang terjangkau dengan menetapkan rekomendasi harga yang disarankan pada rentang Rp500 - Rp2.000, khususnya pada portofolio produk primer yang sangat dibutuhkan masyarakat.
"Perseroan terus menggenjot berbagai produk yang memiliki peluang besar, misalnya dari kategori Foods and Refreshment yang berhasil menopang pertumbuhan Perseroan di tahun ini," ujar Ira dalam keterangannya, Jumat (11/2/2022).
Dalam publikasinya, Unilever menyatakan berhasil mencatat penjualan bersih sebesar Rp39,5 triliun, dengan membukukan untung bersih sebanyak Rp 5,7 Triliun.
"Kategori makanan dan penyegar menjadi segmen penopang utama pada kinerja pertumbuhan perseroan. Atas hasil ini, Unilever sukses membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 1,4 persen di tahun 2021," tutur Ira.
Sementara Pengamat Pasar Modal, Asosiasi Analis Efek Indonesia, Reza Priyambada, menilai kinerja dari PT Unilever Indonesia, Tbk (Unilever) dilihat dalam beberapa tahun terakhir masih mencatatkan kinerja yang baik.
Produk-produk emiten dengan kode saham UNVR ini masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena termasuk barang kebutuhan sehari-hari. Menurut Reza, tantangannya memang lebih pada kondisi pandemi. Meski begitu, daya beli akan tetap ada.
"Misal, produk sabun. Meski ekonomi lesu orang tetap membutuhkan untuk kebutuhan sanitasi setiap hari," ujar Reza dalam keterangannya, Jumat (11/2/2022).
Reza mengatakan, implikasinya, konsumen akan lebih berhemat dengan mengurangi pembelian. Misal, mengubah pembelian kemasan isi ulang atau botol besar, sekarang orang beli kemasan lebih kecil.
Ia menerangkan, kinerja Unilever yang terjaga positif ditopang variasi produk perseroan yang sudah terdiversifikasi.
Baca juga: Unilever dan Lembaga Riset IDI Alokasikan Dana Penelitian untuk Dokter
"UNVR produknya sudah terdiversifikasi maka yang diperlukan ialah mempertahankan harga dan pangsa pasar. Mungkin bisa juga jual produk bundling. Konsumen kita akan merespon promo dan potongan harga yang meningkatkan value of money," kata Reza.