Gubernur BI Tekankan Pentingnya Pembayaran Digital Untuk Pemulihan Ekonomi
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, percepatan ekosistem keuangan digital untuk mendorong pemulihan ekonomi, sejalan dengan tema Presidensi G20
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia menekankan pentingnya pembayaran digital dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi.
Pasalnya, sistem keuangan digital dapat menjadi solusi dari terbatasnya mobilitas masyarakat.
Baik transaksi di e-commerce, transaksi digital banking, dan juga jenis pembayaran digital lainnya.
Baca juga: Bank Indonesia Bahas Persiapan Mata Uang Digital di G20
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, percepatan ekosistem keuangan digital untuk mendorong pemulihan ekonomi, sejalan dengan tema Presidensi G20 2022 yaitu Recover Together, Recover Stronger.
Dalam upaya itu, Bank Indonesia telah melakukan 3 inisiatif sebagai bentuk aksi kolektif, kolaboratif dan inklusif di antara negara maju dan berkembang.
“Pertama, percepatan konsolidasi industri sistem pembayaran yang terdiri atas perbankan maupun fintech,” ucap Perry, Senin (14/2/2022).
“Kedua, pengembangan infrastruktur sistem pembayaran yang terintegrasi, mendukung interoperabilitas dan interkoneksi, dengan inisiatif berupa Standar Open API Pembayaran (SNAP), ekspansi 15 juta pengguna QRIS dan BI-FAST. Ketiga, sinergi dan koordinasi yang mencakup elektronifikasi, integrasi transformasi, serta digitalisasi UMKM,” sambungnya.
Perry juga menyampaikan, bahwa layanan digital banking telah berkembang secara baik dalam menyediakan pembayaran ritel.
Perkembangan digital memerlukan kunci utama yakni keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko, serta bersama-sama menuju pembayaran mancanegara.
“Dalam kondisi saat ini, kolaborasi dan aksi bersama antara negara berkembang dan negara maju kian penting sejalan dengan tujuan dari G20,” papar Perry.
Baca juga: Bank Sinarmas Syariah Genjot Pemberdayaan UMKM Melalui KUR
“Di sisi domestik, berbagai strategi akan efektif apabila seluruh pemangku kepentingan bekerja sama melalui pendekatan yang inovatif dan kolaboratif,” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan data Bank Indonesia, transaksi ekonomi dan keuangan digital nasional mengalami perkembangan pesat selama 2021.
Pertumbuhan tersebut seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.
Dalam laporannya BI mengungkapkan, nilai transaksi digital banking meningkat 45,64 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp39.841,4 triliun.
Diproyeksikan pada tahun 2022 akan tumbuh 24,83 persen (yoy), yakni mencapai Rp49.733 triliun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.