Indonesia Pamerkan Pengrajin Sarung Tenun di Pertemuan G20
LPEI membawa belasan usaha kecil menengah (UKM) di pertemuan negara-negara anggota G20.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan melalui Special Mission Vehicle (SMV) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) membawa belasan usaha kecil menengah (UKM) di pertemuan G20.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengagumi alat tenun bukan mesin (ATBM) dari salah satu mitra binaan LPEI yang memproduksi kain sarung.
"Pada presidensi G-20 ini, kami menghadirkan 16 UKM terpilih di antaranya merupakan hasil program Jasa Konsultasi yaitu CPNE," kata Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso, Sabtu (19/2/2022).
Menurutnya, Coaching Program for New Exporter (CPNE) sebuah program pelatihan berkelanjutan selama satu tahun atau bisa dibilang inklusi keuangan kepada para UKM berorientasi ekspor, bertujuan agar dapat melahirkan eksportir baru.
Baca juga: Pertemuan G20 Bahas Krisis Ukraina dan Desakan Pengurangan Utang Cina
"Kehadiran mereka pada presidensi G-20 menunjukan ketahanan para UKM menghadapi badai pandemi yang telah terjadi selama kurang lebih 2 tahun terakhir,” ujar Rijani.
Baca juga: OJK Bicara Pengembangan Instrumen Keuangan Hijau Indonesia di G20
UKM berorientasi ekspor hasil program CPNE ditampilkan di stand Rumah Joglo dan Rumah Minahasa di JCC, Senayan, dengan aneka produknya seperti fashion, kerajinan tangan dan dekorasi rumah, sampai dengan aksesoris.
Baca juga: Penguatan Kemitraan, OECD Dukung Agenda Prioritas Presidensi G20 Indonesia dan Pemulihan Ekonomi
Rijani menjelaskan, program Jasa Konsultasi, CPNE merupakan salah satu mandat lemerintah melalui Undang-Undang kepada LPEI untuk menciptakan eksportir baru.
Program pendampingan dan pelatihan selama satu tahun, tetap dilakukan LPEI pada masa pandemi Covid-19 dan diklaim telah melahirkan lebih dari 2 ribu alumni.
"Harapannya adalah inklusi keuangan yang berkelanjutan kepada UKM dapat terakselerasi khususnya terkait ekspor sesuai dengan salah satu agenda finance track pada presidensi G-20 Indonesia yaitu Financial Inclusion: Digital and SMEs," ujarnya.