Kejar Hasil Maksimal, Petani Sanggem Didorong Beralih ke Pertanian Modern
Petani didorong beralih ke metode pertanian modern agar hasil panen lebih maksimal.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Semen Gresik, unit usaha dari PT Semen Indonesia (Persero), melakukan pengembangan lingkungan dan ekonomi masyarakat di sekitar operasional perusahaan.
Kegiatan ini dijalankan melalui pemberdayaan kepada 361 petani sanggem di enam desa di sekitar pabrik Rembang melalui program Semen Gresik Sahabat Petani (SGSP).
Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Vita Mahreyni mengatakan di program SGSP ini pihaknya memberikan fasilitas lahan milik Semen Gresik seluas 119,25 hektar untuk dikelola petani.
"Perusahaan juga melakukan pendampingan, memberi ilmu bagi petani untuk beralih ke pertanian modern agar hasil pertaniannya lebih maksimal," kata Vita dalam keterangannya, Sabtu (19/2/2022).
Baca juga: Petani Bojonegoro Didorong Manfaatkan Asuransi Pertanian
Selain lahan garapan bagi petani, perusahaan juga memiliki fasilitas Edupark seluas 1,6 hektar yang bisa dimanfaatkan untuk belajar pertanian dan peternakan terpadu.
"Di lokasi ini terdapat aneka hewan ternak, ikan hingga ragam sayuran seperti bayam, kangkung, sawi, selada, kacang panjang, terong hingga sereh yang telah dimanfaatkan, baik dikonsumsi sendiri maupun dijual," paparnya.
Baca juga: Petani Diminta Waspadai Pupuk Palsu yang Beredar di Musim Tanam
Petani asal Desa Tegaldowo, Sigit Sri Wahyudi menyampaikan, kendala yang dihadapi para petani yaitu persoalan keterbatasan lahan yang dimiliki.
"Adanya program ini petani merasa sangat terbantu, karena mendapat kesempatan bercocok tanam, sehingga dapat menambah penghasilan keluarga," ujarnya.
Baca juga: Sudah Dapat Paten, Pupuk Batubara Buatan Indonesia Mulai Ekspor ke AS
Sigit bersama 194 petani lain dari Desa Tegaldowo, Timbrangan dan Kajar tergabung dalam satu kelompok mengelola lahan di kawasan tambang tanah liat Semen Gresik seluas 36 hektar untuk ditanami jagung, padi dan ketela.
Selain fasilitas lahan, mereka juga mendapat bantuan bibit tanaman, pendampingan, pelatihan menanam hingga perawatan tanaman.
"Hasil pertanian kami sekarang maksimal, kelompok kami baru saja melakukan panen raya, dimana setiap petani mampu memperoleh hasil hingga 2 ton jagung,” kata Sigit.