Sandiaga Uno Siapkan 1.000 Glamping Jelang Perhelatan MotoGP 2022 di Mandalika
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, meninjau kesiapan Glamping Kelana yang berada di kawasan Mandalika, tepatnya di Desa Kuta
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, meninjau kesiapan Glamping Kelana yang berada di kawasan Mandalika, tepatnya di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah.
Glamping (glamorous camping) merupakan akomodasi yang disiapkan guna menunjang perhelatan MotoGP 2022.
Terdapat dua paket yang ditawarkan di Glamping Kelana. Pertama, paket camping di mana tamu akan mendapatkan pengalaman menginap di tenda dan dapat menikmati fasilitas yang tersedia.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Targetkan 280 Juta Pergerakan Wisatawan Nusantara pada 2022
Tarifnya mulai dari Rp250.000. Sementara untuk paket kedua yakni glamping, meliputi sarana transportasi dari Bandara ke Glamping Kelana, penginapan, dan menikmati fasilitas yang ada, dibanderol sekitar Rp600.000.
Saat ini, Glamping Kelana baru ada 20 unit tenda dan akan terus ditambah. Targetnya akan ada 1.000 unit tenda dengan kapasitas 2.000 orang. Hal ini sebagai langkah alternatif dalam menghadapi melonjaknya permintaan dan antusiasme terhadap MotoGP.
"Karena minat yang sangat tinggi terhadap MotoGP, jadi akhirnya karena kreativitas bangsa kita dibuatlah tenda-tenda ini sebagai alternatif hunian," ujar Sandiaga dalam keterangannya, Senin (21/2/2022).
Lokasi glamping ini, ucap Sandiaga, akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti toilet portabel, mushola, dan panggung mini yang dapat dimanfaatkan untuk menampilkan produk-produk ekonomi kreatif dari masyarakat sekitar.
Baca juga: Kisaran Harga Penginapan di Kuta Lombok Saat Nonton MotoGP Mandalika
"Ini adalah inovasi, adaptasi, dan kolaborasi karena selain 1.000 tenda, nanti di depan akan ada 75 tenda glamping yang lebih besar yang disiapkan oleh Eiger. Tentu ini adalah bagian dari komitmen dan sinergi semua pihak," tutur Sandiaga.
Sandiaga menjelaskan penempatan lokasi glamping ini sesuai dengan tren pariwisata di Indonesia pascapandemi Covid-19. Di mana wisata berbasis alam menjadi pilihan utama bagi wisatawan.
"Mereka (wisatawan) lebih suka di alam terbuka dan kami melihat kunjungan ke desa wisata mengalami peningkatan 30 persen dan (persentase peminat) ekowisata juga naik," ungkap Sandiaga.