Pedagang Pasar Kopro Tagih Janji Jokowi Turunkan Harga Daging Sapi di Bawah Rp 100 Ribu
Kemarin suasana Pasar Kopro benar-benar sepi, para pedagang tidur di lapak karena ogah berjualan lantaran modal belanja daging melonjak tinggi.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pedagang daging sapi di Pasar Kopro, Tanjung Duren, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, mogok berjualan sejak Senin (28/2/2022) kemarin.
Mereka memasang spanduk dari kertas berwarna coklat berisikan pesan menagih janji Presiden Jokowi menurunkan harga daging sapi hingga di bawah Rp 100 ribu.
Bunyi tulisan tersebut adalah: 'Pasar Kopro, daging sapi koperatif tutup, dari 28 Februari- 4 Maret 2022, menunggu janji Presiden harga daging sapi dibawah Rp 100.000'.
Kemarin suasana Pasar Kopro benar-benar sepi, para pedagang ada yang tidur di lapak karena ogah berjualan lantaran modal membeli daging melonjak tinggi.
Pedagang daging sapi berbama Ombi (30) menjelaskan, aksi mogok berniaga ini sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.
Baca juga: Pedagang Daging Sapi di Bekasi Pastikan Tetap Mogok Jualan Selama Lima Hari
"Harganya terlalu tinggi, apalagi sebentar lagi mendekati bulan puasa dan lebaran, konsumennya pada gak ada," katanya.
Aksi mogok ini juga sebagai bentuk solidaritas sesama pedagang daging sapi di seluruh Pasar DKI Jakarta.
Ombi mengaku mendapat surat dari Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) agar berhenti jualan sementara waktu.
Baca juga: Sejumlah Warung Bakso di Tangsel Tutup Sementara Karena Pedagang Daging Sapi Mogok Jualan
"Kalau di sini harganya sudah Rp 150.000 sampai Rp 160.000 perkilonya, normalnya itu cuma Rp 120.000 perkilogram," jelasnya.
Menurut dia, jika para pedagang menjual dengan harga segitu, maka kasihan para pelanggannya dan pastinya Ombi bakal diprotes pembeli.
Baca juga: Pedagang Daging Sapi di Bekasi Akan Mogok Jualan Selama Lima Hari
Iklan untuk Anda: Lelaki Bekasi Temukan Cara Tumbuhkan Rambut dalam Hitungan Hari
Advertisement by
Padahal kenaikan harga daging sapi bukan kehendak dirinya, melainkan dari daging sapi import di distributor sudah mahal.
Baca juga: Baru Buka Usaha, Pedagang Bakso Kena Dampak Langsung Kenaikan Harga Daging Sapi
"Persiapan mogok enggak ada, kalau saya dari kemarin sudah stok, itupun hanya untuk konsumen tetap saya (seperti rumau makan dan restauran)," ucapanya.
Baca juga: Pedagang Daging Sapi di Pasar Kramat Jati Mogok: Kami Dagang Saja Tetap Enggak Ada yang Beli
Ia berharap Presiden Joko Widodo bisa menepati janjinya untuk menurunkan harga daging sapi di pasaran.
Ombi sangat merasakan dampak kenaikan harga dari awalnya pelanggan membeli 30 kilogram, ini hanya 10 sampai 15 kilogram.
"Imbasnya pendapatan kami pedagang daging juga jadi turun ya, biasa jual banyak kini cuma sedikit," ujar Ombi.
Pasar Jaya siapkan stok tambahan
Sebelumnya, Perumda Dharma Jaya menyediakan 130 ton daging sapi beku di tengah meningkatnya harga daging sapi segar di Jakarta.
Harga daging beku yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 115.000 sampai Rp 130.000 perkilogram.
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman mengatakan, ketersediaan daging sapi sebanyak itu dapat membantu masyarakat memberi pilihan daging yang terjangkau untuk kebutuhan sehari-hari.
Harga daging sapi yang ditawarkan ini tergantung jenis dagingnya dan kecuali daging khusus seperti Shortplate, Sirloin Angus, Sirloin Steak Cutting dan Teriyaki Slice.
Raditya menjelaskan, masyarakat dapat membeli daging di Toko Daging Dharma Jaya dengan cara datang langsung ke Kantor Perumda Dharma Jaya di Jalan Penggilingan Raya, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.
Guna menghindari kerumunan, masyarakat dapat membelinya secara online di marketplace dengan nama official store Toko Daging Dharma Jaya.
Baca juga: PKS Kritik Instruksi Jokowi soal BPJS sebagai Syarat Bikin STNK, SIM dll, Justru Bebani Masyarakat
“Warga tidak perlu khawatir, Dharma Jaya tetap memastikan pasokan daging-daging yang lebih murah sebagai pilihan bagi masyarakat Jakarta,” kata Raditya pada Minggu (27/2/2022).
Raditya menjelaskan, daging beku bisa menjadi substitusi daging segar.
Sementara daging beku belum menjadi pilihan utama untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia.
Padahal daging beku memiliki banyak keunggulan dibanding daging segar.
Raditya merinci, daging beku lebih sehat untuk dikonsumsi daripada daging segar.
Pasalnya, proses pembekuan dapat mencegah pertumbuhan kuman atau bakteri pada daging dan kandungan nutrisi pada daging beku lebih tahan lama dibanding daging segar.
“Daging itu cepat busuk. Daging mentah yang dibiarkan disimpan pada suhu biasa tanpa pendinginan lebih dari enam jam, maka akan tercium bau busuk,” ujarnya.
Raditya menambahkan, Perumda Dharma Jaya siap jika diminta untuk menggelar operasi pasar murah untuk mengurangi gejolak harga yang terjadi di masyarakat.
Baca juga: Jelang Ramadan, Perumda Dharma Jaya Jamin Stok dan Harga Daging Sapi di DKI Aman
“Untuk mengetahui info terupdate tentang pangan bisa dilihat di https://infopangan.jakarta.go.id di sana lengkap segala informasi mulai dari jenis pangan dan harga,” imbuhnya.
Seperti diketahui, aksi mogok berjualan akan kembali dilakukan oleh pedagang.
Sebelumnya, pedagang tahu dan tempe melakukan aksi mogok berjualan, kini menyusul pedagang daging berencana hal serupa.
Rencananya, mereka akan mogok berjualan selama lima hari mulai Senin (28/2/2021). Hal tersebut dilakukan lantaran harga daging yang belakangan terus menanjak tanpa henti.
“Aksi libur akan dilakukan mulai Senin, 28 Februari-4 Maret 2022," kata Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI), Asnawi.
Baca juga: Ibas Soroti Kenaikan Harga Kedelai, Minta Pemerintahan Jokowi Dengarkan Keresahan Rakyat
Pedagang daging sapi di pasar juga mulai mengeluhkan kenaikan harga. Hamid seorang pedagang daging sapi di pasar Slipi, Jakarta mengaku setiap malam harga daging sapi naik sekira Rp 2.000.
“Sudah hampir dua bulan ini, harganya naik, awalnya Rp 120 ribu sampai Rp 125 ribu, sekarang sudah Rp 140 ribu per kilogramnya," kata Hamid.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Feryanto Hadi