Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

IHSG Paling Moncer di Seluruh Perdagangan Saham Asia Pasifik Pekan Lalu, Berikut Prediksi Hari Ini

Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi satu-satunya pasar saham yang berseri pada pekan lalu di Asia Pasifik.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in IHSG Paling Moncer di Seluruh Perdagangan Saham Asia Pasifik Pekan Lalu, Berikut Prediksi Hari Ini
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). Pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada 2022 dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. IHSG ditutup naik 1,27 persen atau 83,83 poin menjadi 6.665,31 pada sesi II. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi satu-satunya pasar saham yang berseri pada pekan lalu di Asia Pasifik.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Jumat kemarin, berada di zona hijau yaitu pada level 6.928,32, atau meningkat 0,58 persen dari 6.888,17 pada pekan lalu.

Peperangan di Rusia-Ukraina menyebabkan bursa Asia-Pasifik terkoreksi cukup dala.

Sebagai contoh, Hang Seng ambruk 2,54%, Shanghai Composite China melemah 0,61%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,73%, KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,49%, dan ASX 200 Australia ambles 1,41%.

Baca juga: Capai Rekor Lagi, IHSG Bertengger di 6.928 pada Jumat, Investor Asing Makin Galak

Indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,77%.

Sementara indeks Dow Jones ditutup melemah 0,29% ke level 33.794,66, S&P 500 terkoreksi 0,53% ke posisi 4.363,49, dan Nasdaq masih cukup parah yakni ambruk 1,56% menjadi 13.537,94.

Data perdagangan pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan pergerakan yang positif selama sepekan ini.

Berita Rekomendasi

Investor asing pada akhir pekan bahkan ini mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 2,39 triliun dan sebesar Rp 28,17 triliun sepanjang 2022.

Baca juga: Investor Asing Caplok Saham di BEI Rp 1,58 Triliun, IHSG Terkerek 0,48 Persen ke 6.921

Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono mengatakan, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa sebesar 17,56 persen, menjadi Rp 19,84 triliun dari Rp 16,88 triliun pada pekan sebelumnya.

"Rata-rata volume transaksi harian Bursa turut meningkat 14,10 persen menjadi 28,51 miliar saham dari 24,99 miliar saham pada penutupan pekan sebelumnya," ujar dia melalui siaran pers, ditulis Minggu (6/3/2022).

Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Jumat kemarin, berada di zona hijau yaitu pada level 6.928,32, atau meningkat 0,58 persen dari 6.888,17 pada pekan lalu.

Yulianto mengungkapkan, kapitalisasi pasar bursa turut mengalami peningkatan sebesar 0,56 persen, menjadi Rp 8.738,44 triliun dari Rp 8.689,99 triliun pada pekan sebelumnya.

Baca juga: Analis Pasar Modal Prediksi IHSG Masih Berpeluang Menguat Pekan Ini

Adapun, dia menambahkan, satu-satunya pelemahan terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi bursa sebesar 1,01 persen pekan ini.

"Rata-rata frekuensi transaksi turun menjadi 1.619.196 transaksi dari 1.635.762 transaksi pada pekan sebelumnya," pungkasnya.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, IHSG bergerak fluktuatif dalam sepekan terakhir. Meski demikian, tercatat akumulasi net buy investor asing mencapai Rp 4,2 triliun.

IHSG juga mencatatkan level penutupan tertinggi baru di 6.928,33 pada Jumat (4/3). Dus, Valdy memprediksi, IHSG berpeluang menguat dengan menguji level 6.950 pada Senin (7/3).

Investor asing mulai kembali melakukan selective buying pada saham-saham bluechip, seperti BBRI, TLKM, ASII, BBNI, PGAS dan UNTR. Valdy bilang, aham-saham tersebut dapat kembali diperhatikan di Senin (7/3).

Pelaku pasar juga dapat memperhatikan potensi penguatan lanjutan pada saham-saham komoditas seperti MDKA, AALI, LSIP dan HRUM yang juga dapat diperhatikan.

Saham tambang lain, seperti ANTM, ADRO, PTBA dan ITMG masih terindikasi dalam fase strong bullish. Namun, akumulasi beli sebaiknya tetap mewaspadai potensi normal pullback jangka pendek, mengingat Stochastic RSI menunjukan sinyal overbought.

“Stocks pick tersebut tidak terlepas dari sentimen lonjakan harga komoditas yang turut dipicu kekhawatiran supply ditengah eskalasi konflik Rusia-Ukraina dan serangkaian sanksi ekonomi,” tulis Valdy dalam risetnya, Jumat (6/3).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas