Analis Ingatkan Peningkatan Suku Bunga Pernah Seret IHSG hingga Minus 24 Persen
Jika menilik kembali taper tantrum pada 2013, kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang agresif atau sebanyak 7 kali dalam satu semester
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Jika menilik kembali taper tantrum pada 2013, kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang agresif atau sebanyak 7 kali dalam satu semester, dari Mei hingga November 2013 cukup mengejutkan pasar saham.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, naiknya suku bunga menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga ambles hingga minus 20 persen lebih.
"Mendorong IHSG turun sebesar minus 24 persen dalam tiga bulan pertama dari Mei hingga Agustus 2013 kala itu, pasca pengumuman kenaikan suku bunga," ujar dia melalui risetnya, Selasa (15/3/2022).
Baca juga: IHSG Sesi I Menanjak Hingga 6.954,Investor Asing Buru Saham BBRI.BBCA dn BBNI
Meskipun IHSG sempat rebound atau berbalik arah menguat, hal tersebut tidak berlangsung lama, karena pada akhirnya kembali terperosok dengan berlanjutnya kenaikan suku bunga.
Kendati demikian pada saat suku bunga stabil, kinerja saham kembali terapresiasi setelah adanya krisis finansial global 2008 mengguncang.
Baca juga: IHSG Sesi I Ditutup Menguat Tipis ke 6.869, Investor Asing Buru Saham ANTM, INCO dan ASII
"Kami melihat adanya culture shock secara jangka pendek pada kinerja IHSG seiring dengan pengumuman kenaikan suku bunga. Lebih lanjut, bukan tidak mungkin hal tersebut akan kembali terjadi tahun ini pada saat Bank Indonesia (BI) mengumumkan kenaikan suku bunga," kata Nico.
Namun, dia menambahkan, kenaikan suku bunga BI diperkirakan tidak akan sebegitu agresif saat taper tantrum pada 2013 silam.
"Hal ini karena sebagaimana prediksi tingkat inflasi juga masih masuk dalam target BI yaitu 2 persen hingga 4 persen, dan prinsip kehati-hatian BI dalam menjaga stabilitas sistem keuangan," pungkasnya.