Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

SoftBank Batal Berinvestasi di IKN, Luhut: Dari Awal Sudah Mundur Sejak Sahamnya Drop

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tidak heran dengan mundurnya SoftBank

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in SoftBank Batal Berinvestasi di IKN, Luhut: Dari Awal Sudah Mundur Sejak Sahamnya Drop
YouTube Sekretariat Presiden
Prosesi penyatuan tanah dan air dari 34 provinsi di Titik Nol Kilometer Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupetan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). Prosesi ini dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), dihadiri 34 gubernur dan 15 tokoh masyarakat Kalimantan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tidak heran dengan mundurnya SoftBank dari rencana awal akan investasi di proyek Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur.

"Kalau SoftBank dari awal sudah mundur dia, sejak sahamnya drop. Kemudian dia punya vision fund, fundnya tidak jadi ditaruh di Saudi, tidak jadi ditaruh di Abu Dhabi. Jadi dia tidak ada (dana), ya sudah off,” ujar Luhut, Jakarta, Selasa (15/3/2022).

Menurutnya, pemerintah saat ini sedang mengejar dana yang awalnya ke Softbank sebesar 100 miliar dolar AS dan tidak berjalan untuk ditarik berinvestasi di IKN.

Baca juga: Batal Inves di IKN, Nama Bos SoftBank Langsung Dihapus dari Dewan Pengarah

"Nah itu, kami coba ambil dari Saudi dan Abu Dhabi," paparnya.

Luhut menjelaskan, meski SoftBank mundur jadi investor di IKN, tetapi Indonesia mendapatkan komitmen investasi dari Abu Dhabi dan Saudi Arabia.

"Akan masuk, angkanya kira-kira 20 miliar dolar AS," kata Luhut.

Adapun investasi dari eksternal, nantinya untuk pembangunan-pembangunan di luar gedung pemerintahan yang akan dibiayai APBN.

Berita Rekomendasi

"Tidak masalah yang gedung pemerintahan dibayar APBN," tuturnya.

Diketahui, SoftBank Corp batal berinvestasi di IKN Nusantara, di mana perusahaan Jepang itu menyatakan tidak akan berinvestasi dalam proyek itu.

Presiden Joko Widodo menggelar seremoni ritual Kendi Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). Ritual tersebut mengumpulkan 34 tanah dan air yang dibawa gubernur se-Indonesia. Biro Pers Sekretariat Presiden/MUCHLIS JR
Presiden Joko Widodo menggelar seremoni ritual Kendi Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). Ritual tersebut mengumpulkan 34 tanah dan air yang dibawa gubernur se-Indonesia. Biro Pers Sekretariat Presiden/MUCHLIS JR (Biro Pers Sekretariat Presiden/MUCHLIS JR)

"Tetapi (SoftBank) terus berinvestasi di Indonesia melalui Vision Fund dan perusahaan portofolionya," kata juru bicara perusahaan dikutip dari Reuters, Jumat lalu.

Meski batal berinvestasi di IKN, SoftBank tetap berkomitmen untuk berinvestasi di sektor lain di Indonesia melalui SoftBank Vision Fund.

Sebagai catatan, menjelang akhir 2017, startup kesehatan Alodokter memperoleh pendanaan sebesar Rp 121 miliar, yang dipimpin oleh SoftBank Venture Korea.

Luhut juga memastikan CEO SoftBank Masayoshi Son telah dihapus namanya dari Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), setelah batal menjadi investor di IKN.

Baca juga: Tanah dan Air yang Berada di Titik Tengah Pulau Bali di Bawa ke IKN Titik Nol

"Tidak lagi (jadi Dewan Pengarah IKN)," kata dia.

Menurut Luhut, posisi Dewan Pengarah Pembangunan IKN yang sebelumnya ditempati Masyoshi sedang dicari, tetapi nantinya bisa diisi oleh investor baru atau lainnya.

"Lagi kita cari penggantinya. Bisa juga (dari investor) tapi bisa juga tidak," ucap Luhut.

Saat SoftBank berminat investasi 100 miliar dolar AS di IKN, pemerintah menunjuk Masayoshi Son sebagai Ketua Dewan Pengarah IKN bersama Eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed Al Nahyan atau MBZ.

Luhut pun tidak heran dengan mundurnya SoftBank jadi investor di IKN.

"Kalau SoftBank dari awal sudah mundur dia, sejak sahamnya drop. Kemudian dia punya vision fund, fund-nya tidak jadi ditaruh di Saudi, tidak jadi ditaruh di Abu Dhabi. Jadi dia tidak ada (dana), yasudah off,” ujar Luhut.

Terpisah, Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai ada indikasi kuat risiko politik pembangunan IKN cukup tinggi di masa datang hingga membuat Softbank menarik diri.

"Terlebih, kegaduhan belakangan soal perpanjangan masa jabatan Presiden membuat investor memilih wait and see. Investasi di IKN bukan jangka pendek, tapi butuh kepastian jangka panjang," ujarnya.

Dikhawatirkan, risiko politik terkait penundaan pemilu 2024 tersebut akan membuat proyek IKN terkendala, bahkan juga bisa saja berhenti total. Namun di sisi lain, Bhima mengungkapkan, Softbank sendiri telah memiliki masalah keuangan internal, bahkan sebelum masa pandemi.

Baca juga: SoftBank Mundur dari Proyek IKN, Anggota DPR: Jangan Kejar Target dengan Perbesar Dana APBN

"Kerugian Softbank dari Wework tahun 2020 dan Alibaba tahun 2021 belum bisa tergantikan hingga saat ini," katanya.

Mundurnya Softbank ini juga dinilainya memberi sinyal kepada investor, bahwa strategi perusahaan akan lebih fokus terhadap pendanaan startup digital.

"Softbank akan lebih fokus ke pendanaan startup, bukan proyek pemerintahan," pungkas Bhima.(Tribun
Network/sen/van/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas